Anisa, Ibu nakal

Ma.. Pa.. Niko berangkat duluÔÇØ Kata Niko pamit mencium tangan ke dua orang tuanya.
ÔÇ£Iya.. hati-hati yah sayang..ÔÇØ kata ibunya.
ÔÇ£Maaf yah sayang, papa gak bisa antarÔÇØ kata papanya karena papanya juga akan berangkat kerja tidak lama lagi.
ÔÇ£Gak apa kok.. daaaah..ÔÇØ kata Niko dengan sedikit berlari meninggalkan rumahnya menuju sekolah.
Namanya Niko, umur 14 tahun dan masih duduk di kelas 2 smp. Tampang Niko biasa-biasa saja bahkan dapat dikatakan culun dan cupu. Pengetahuannya akan seks juga sangat minim sampai akhirnya teman-temannya mulai memperkenalkannya vcd dan situs-situs porno hingga akhirnya dia mulai tertarik dan membuatnya kecanduan melihat sosok wanita telanjang. Keluarganya dapat dikatakan cukup mampu, rumah mereka cukup bagus meskipun tidak terlalu mewah. Papanya seorang pegawai swasta memiliki penghasilan lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya.
Ibunya Niko, Anisa, berusia 33 tahun, telah melahirkan dua orang anak. Niko dan satu lagi si kecil Windy yang masih bayi dan masih menyusu. Usianya cukup muda meskipun telah memiliki dua orang anak, itu karena Anisa menikah dengan suaminya Panji, papanya Niko, saat masih berumur 19 tahun. Anisa sendiri memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang masih bagus. Keseharian Anisa dihabiskan untuk mengurus rumah dan keluarganya. Tapi siapa sangka, dia merupakan seorang wanita yang memiliki hasrat seksual yang cukup tinggi. Bahkan dia memiliki sifat eksibisionis yang dimilikinya sejak masih abg dulu. Tentu saja sekarang dia tidak bisa bebas lagi melakukan hal tersebut karena sudah berumah tangga. Tapi sesekali kalau ada kesempatan, nalurinya beraksi kembali. Kadang dia sengaja mengenakan pakaian yang sekedarnya saat menerima tamu laki-laki saat suaminya tidak ada di rumah, membuat tamu itu menjadi mupeng melihat kulit Anisa yang putih mulus tersaji di depan mata mereka. Atau pernah juga dia menggoda teman-teman Niko yang masih abg labil itu dengan sengaja menyusui Windy di depan mereka, memperlihatkan buah dadanya yang sekal dengan urat-urat hijau yang tampak membayang.
Kalau sedang dirumah memang Anisa hanya mengenakan pakaian yang seadanya saja, termasuk dihadapan anaknya Niko. Awalnya Niko tentu saja tidak mempunyai pikiran macam-macam ke ibu kandungnya sendiri. Tapi karena pergaulan dengan teman-teman yang salah, otaknya mulai diracuni hal-hal mesum. Terlebih Niko juga semakin dewasa dan naluri kelakiannya sudah mulai muncul. Sehingga kini bila melihat paha ibunya, ataupun buah dada ibunya saat menyusui adiknya, darahnya mulai berdesir dan kemaluannya juga merespon.
Suatu hari Anisa kedapatan memergoki Niko yang sedang nonton bokep di laptopnya. Agak kesal juga sebenarnya Anisa melihat kelakuan anaknya. Diberi fasilitas laptop dan internet ternyata malah digunakan seperti itu. Tapi dia paham kalau anaknya juga lelaki normal yang juga punya rasa penasaran dengan tubuh lawan jenis. Karena itu dia tidak terlalu memarahi anaknya, hanya sekedar menasehati saja.
ÔÇ£Mama gak marah kan?ÔÇØ tanya Niko lesu karena masih takut dimarahi, apalagi kalau sampai diaduin ke papanya.
ÔÇ£Hmm.. gak, tapi jangan keseringan yah.. gak baikÔÇØ ujar Anisa.
ÔÇ£Jangan kasih tau papa juga yah ma?ÔÇØ pinta Niko lagi.
ÔÇ£Hihi.. kenapa emang? Takut yah.. iya deh mama bakal diamÔÇØ
ÔÇ£Ya udah, lanjutin deh sana kalau mau lanjut.. mama mau ke mini market dulu..ÔÇØ sambungnya lagi.
ÔÇ£Hihi.. sepertinya kamu udah besar yah sekarang?ÔÇØ Goda Anisa lagi mengedipkan salah satu matanya sambil beranjak dari kamar Niko. Tentu saja hal itu membuat Niko jadi salah tingkah karena malu.
Sejak saat itu Niko merasa malu bila berjumpa mamanya, terlebih kalau dirinya kedapatan mencuri pandang ke arah mamanya. Anisa hanya tersenyum dan tertawa renyah saja mendapati kelakuan anak sulungnya ini. Pernah saat itu Niko pulang sekolah dan menemukan ibunya membukakan pintu hanya mengenakan handuk, tampak butiran air masih menempel di kulitnya yang masih lembab. Saat itu Anisa sedang mandi dan acara mandinya terganggu karena Niko pulang. Niko tentu saja terpana melihat sosok indah di depannya ini. Anisa yang sadar diperhatikan Niko memergoki anaknya yang melongo memandang kearahnya.
ÔÇ£Ayo kamu liatin apaan? Masa sama mama sendiri nafsu sih? Hihi..ÔÇØ goda Anisa.
ÔÇ£Eh, ng-nggak kok ma..ÔÇØ jawab Niko tergagap karena mati kutu ketahuan melototi mamanya.
ÔÇ£Beneran gak nafsu?ÔÇØ entah kenapa Anisa malah tertarik menggoda anaknya sendiri.
ÔÇ£Ng-nggak mah.. maaf mah..ÔÇØ
ÔÇ£Hihi.. gak usah grogi gitu ah kamunya.. ya udah.. masuk sana, ganti bajuÔÇØ suruh Anisa.
ÔÇ£Kalau kamu mau mandi, sekalian aja mandi sama mama.. mama juga belum selesai mandinyaÔÇØ entah darimana lagi ide gila Anisa itu berasal. Mengajak anaknya yang sedang mupeng itu mandi bersama. Niko yang mendengar ajakan mamanya makin salah tingkah saja, dia tidak tahu harus menjawab apa, walaupun dia sebenarnya mau.
ÔÇ£Kenapa? Gak mau? Ya udah terserah kamu deh.. mama lanjutin mandi dulu. Hmm.. ntar kalau kamu berubah pikiran datang aja.. hihiÔÇØ kata Anisa menuju kamar mandi meninggalkan Niko yang masih melongo disana. Tampak hidungnya Niko mengeluarkan darah karena mimisan.
Setelah mengganti pakaiannya, Niko sempat ragu menerima ajakan mamanya tadi atau tidak. Apa mamanya serius tentang hal itu? Pikirnya. Tapi dia yang memang penasaran akhirnya menuju kamar mandi yang mana mamanya masih berada di sana.
ÔÇ£tok-tokÔÇØ suara ketukan pintu kamar mandi oleh Niko. Tidak lama kemudian pintu kamar mandipun terbuka, kepala mamanya muncul dari balik pintu, menutupi tubuh telanjangnya.
ÔÇ£Hihi.. beneran datang yah kamu akhirnya.. padahal mama cuma bercanda ajaÔÇØ kata Anisa pura-pura.
ÔÇ£Oh.. bercanda aja yah ma.. ya udah deh..ÔÇØ kata Niko dengan wajah kecewa.
ÔÇ£Eh eh, jangan ngambek gitu dong.. gak apa kok kalau kamu emang mau barengan.. sini masukÔÇØ ajak Anisa lagi. Niko dengan agak ragu akhirnya mau juga melangkah masuk. Dadanya berdebar bukan main ketika melangkah masuk ke kamar mandi. Dia mendapati mamanya telanjang bulat, dengan tubuh berlumuran busa sabun. Tampak busa sabun itu menggumpal menutupi daerah selangkangannya, memberi kesan seksi dan erotis. Kepala Niko terasa berat menyaksikan itu semua, hidungnya serasa mau berdarah lagi, sungguh membuatnya tidak tahan. Penis di dalam celananya berontak bukan main ingin bebas.
ÔÇ£Ye.. cepetan buka bajunya.. katanya mau ikutan mandi.. buruan telanjangÔÇØ suruh Anisa pura-pura tidak tahu kalau anaknya sedang mupeng berat ke dirinya. Niko yang tersadar dari lamunannya jadi salah tingkah lagi, dia bahkan seperti kesususahan membuka pakaiannya sendiri, membuat Anisa jadi tertawa geli melihatnya. Terakhir kali Niko mandi bareng dengan mamanya waktu dia kelas 4 sd sebelum Niko disunat, Niko masih ingat betul bagaimana lekuk tubuh telanjang mamanya waktu itu. Tapi dulu dia tidak punya nafsu sama sekali melihat tubuh mamanya, berbeda sekali dengan sekarang.
Anisa tersenyum melihat penis anaknya yang sudah menegang maksimal walaupun ukurannya terbilang sedang. Sedangkan Niko merasa begitu malunya telanjang dengan penis tegang mengacung di depan mamanya yang juga telanjang bulat ini. Dia berusaha menutup-nutupi kemaluannya dengan tangannya.
ÔÇ£Gak usah ditutup-tutupi segala sayang, kan mama sendiri.. lagian mama juga udah pernah lihatÔÇØ goda Anisa. Memang Anisa sudah pernah melihatnya, tapi itu beberapa tahun yang lalu. Sekarang sungguh berbeda, usia Niko sudah jauh bertambah dan tanda-tanda kelakiannya sudah muncul. Niko dengan masih malu-malu akhirnya membuka juga tangannya.
Mereka akhirnya mandi bersama, Anisa berusaha untuk tidak terlalu memperdulikan Niko yang mupeng berat agar Niko tidak tambah malu. Busa sabun yang tadi menutupi selangkangan Anisa kini sudah terbilas bersih dengan air, sehingga kini Niko bisa melihat vagina berserta bulu kemaluan milik mamanya lagi yang sudah lama tidak dilihatnya. Anisa juga membantu Niko menyabuni punggung Niko dan membasuh rambut Niko dengan busa sampo selayaknya ibu yang perhatian pada anaknya. Selama acara mandi tersebut penis Niko selalu ngaceng, tentu saja karena terangsang karena keadaan ini.
Akhirnya acara mandi itu selesai juga, mamanya keluar dari kamar mandi terlebih dahulu. Tapi sebelum keluar mamanya mengatakan sesuatu yang membuat Niko jadi terkejut dan malu.
ÔÇ£Kamu pasti udah gak tahan kan? kamu keluarin deh.. tapi jangan lupa dibersihin.. hihi.. mama ke kamar dulu yahÔÇØ bisik Anisa menggoda kemudian keluar dari kamar mandi. Sungguh malu Niko karena mamanya mengetahui bebannya itu. Setelah mamanya keluar dan menutup kamar mandi, Niko beronani menuntaskan nafsunya yang sudah sedari tadi diubun-ubun. Tentu saja yang menjadi objek onaninya kali ini adalah mamanya.
Setelah saat itu, Anisa semakin berani saja menggoda anaknya Niko. Dia bahkan pernah hanya mengenakan kemeja dan celana dalam saja ketika hanya berduaan dengan anaknya di rumah. Saat Anisa menyusui bayinya, dia tidak berusaha menutup-nutupi padangan Niko ke arah buah dadanya, bahkan membuka kedua payudaranya sekaligus. Intensitas onani Niko semakin bertambah karenanya, tentu saja selalu mamanya yang menjadi objeknya. Pernah saat mandi bersama dengan Niko lagi, dia bahkan berada disana menyaksikan anaknya onani di depannya.
ÔÇ£Gak apa nih ma? Niko malu nih..ÔÇØ
ÔÇ£Iya gak apa, mama tahu kok kalau kamu sering bayangin mama. Kali ini mama kasih bonus deh.. mama bakal temanin kamu, gak perlu cuma ngayal lagi kamunya..ÔÇØ kata Anisa menggoda Niko. Darah Niko berdesir mendengarnya, walaupun malu dia sebenarnya senang bukan main mamanya mau menemaninya, bersedia membantunya onani dengan memandangi tubuh telanjang Anisa langsung. Niko akhirnya mulai beronani, dia mengocok penisnya sendiri. Sungguh berbeda sekali rasanya dengan hanya bisa membayangi, karena kini mamanya berada di depannya langsung. Bersedia tanpa paksaan menyerahkan tubuh telanjangnya menjadi objek onani anaknya.
Anisa hanya tersenyum saja selama anaknya beronani tersebut, membuat Niko makin belingsatan. Tidak butuh waktu lama bagi Niko untuk keluar. Itu karena sensasi yang dia alami kali ini jauh lebih luar biasa dari pada hanya dapat membayangi mamanya saja. Mamanya tertawa renyah melihat anaknya ejakulasi begitu cepatnya. Tapi dia dapat memaklumi karena anaknya memang masih hijau dalam urusan begini.
ÔÇ£Udah keluar yah sayang? Enak kan? enakan mana dari pada ngebayangin doang?ÔÇØ goda Anisa.
ÔÇ£Enakan ini mah..ÔÇØ jawab Niko malu.
ÔÇ£Hihi.. kalau kamu mau boleh kok kapan-kapan minta mama bantuin kamu lagiÔÇØ kata Anisa tersenyum sambil mengedipkan mata kirinya ke Niko. Niko senang bukan main mendengar tawaran mamanya tersebut.
ÔÇ£Eh.. tapi ngomong-ngomong tadi kamu keluarnya cepat amatÔÇØ
ÔÇ£Gak tau nih ma.. keenakan sampai gak tahan NikoÔÇØ jawab Niko malu.
ÔÇ£Hihihi.. iya.. mama maklum kok. Udah sana keringkan badan kamu. Mama masih mau lanjutin mandi, ini biar mama yang bersihinÔÇØ kata Anisa menyiram genangan sperma Niko.
Sebenarnya Anisa menyuruh Niko keluar karena dia juga merasa horni, dia ingin sedikit bersenang-senang dengan melakukan masturbasi dahulu sebelum menyelesaikan acara mandinya. Setelah Niko keluar dan pintu tertutup. Anisa berbaring di atas lantai kamar mandi berlapis marmer yang dingin, meskipun lantai itu terkesan kotor tapi dia tidak peduli lagi. Aksinya terhadap Niko tadi betul-betul sudah membakar birahinya, dia ingin segera menuntaskan nafsunya. Dia mainkan vaginanya sendiri menggunakan jarinya, mengusap-ngusap klirotisnya sendiri. Tapi entah kenapa dia malah memikirkan Niko, mungkin karena aksi nakalnya tadi yang cukup berani.
ÔÇ£Ohh.. Niko.. kamu nakal sayang, onani di depan mama.. nggmmhh..ÔÇØ racau Anisa berbicara sendiri sambil mengusap-ngusap klirotisnya.
ÔÇ£Kamu nakal Niko.. mesum ke mama kamu sendiri.. oughh.. kamu mau ngentotin mama kamu sendiri? Nih.. boleh.. masukin gih..ÔÇØ racaunya lagi. Dia masukkan jarinya sendiri ke dalam vaginanya setelah mengatakan hal itu. Dia aduk-aduk vaginanya sendiri menggunakan jarinya sambil terus meracau sendiri.
ÔÇ£Iyaah.. terus sayang.. entotin mama sayang.. yang kencaaang.. ougghhÔÇØ Dia terus memainkan jarinya di vaginanya sendiri selama beberapa saat serta memilin-milin putingnya hingga air susunya merembes keluar.
mama mau sampai sayang.. kita keluar barengan.. terus sayang.. iya.. teruuusss.. mama sampaaaaaiiiiiiii.. aaaaahhhhhhhh lenguh Anisa cukup kuat saat dia klimaks, dia tidak peduli kalau lenguhannya itu bisa terdengar oleh Niko. Anisa baru tersadar apa yang baru saja dia katakan saat masturbasi tadi, membayangi kalau dia bersetubuh dengan Niko anaknya. Dia sendiri bingung kenapa sampai membayangi hal tersebut, tapi dia tidak memungkiri sensasi nikmat berbeda yang baru saja dia alami. Apakah itu nikmatnya sensasi incest? Pikirnya.
Setelah saat itu Niko beberapa kali mengajak Anisa mandi bersama, tentu saja selalu disertai dengan onani di depan mamanya. Dia yang awalnya malu-malu, sekarang tidak segan lagi untuk mengajak dan meminta bantuan mamanya. Tidak jarang juga Anisa melanjutkan masturbasi sendiri setelah itu, baik di kamar mandi maupun di kamar. Seiring waktu berlalu, Anisa mulai menggunakan tangannya membantu Niko onani. Mengocok penis anaknya dengan tangannya sendiri, sebuah kemajuan yang luar biasa dan cukup gila yang dilakukan oleh mereka. Anisa juga mempersilahkan anaknya untuk ngomong kotor padanya.
ÔÇ£Gak apa mah? gak usah deh ma.. gak sopan rasanyaÔÇØ kata Niko berusaha menolak walaupun dia sebenarnya mau.
Hihi Gak apa kali sayang.. kan pasti lebih enak, gak perlu ditahan-tahan lagi kalau kamu mau ngomong yang jorok-jorok ke mama.. keluarin aja dari mulut kamu apa yang kamu pikirin kata Anisa tersenyum manis sambil meneruskan mengurut penis anaknya.
ÔÇ£Oughh.. enak mah.. terus..ÔÇØ racau Niko. Sepertinya Niko masih berusaha menahan mulutnya untuk tidak berkata-kata kotor. Anisa putuskan untuk memancing anaknya dahulu.
ÔÇ£Sayang.. menurut kamu mama cantik nggak?ÔÇØ
ÔÇ£Cantik mah.. cantik banget..ÔÇØ
ÔÇ£Seksi nggak sayang?ÔÇØ
ÔÇ£iya mah..ÔÇØ
ÔÇ£Berarti kamu nafsu dong liat mama?ÔÇØ
ÔÇ£Iya mah.. Niko nafsu liat mama.. mama cantik banget, seksi, menggoda..ÔÇØ Anisa tersenyum mendengar jawaban Niko, sepertinya caranya cukup berhasil.
ÔÇ£Hihi, kamu nakal yah.. Apanya mama yang bikin kamu nafsu sayang?ÔÇØ goda Anisa lagi sambil tetap mengocok penis Niko.
ÔÇ£Semuanya mah.. wajah mama, susu mama, paha mama, memek mama.. kontol Niko ngaceng terus kalau liat mamaÔÇØ kata Niko mulai berani ngomong jorok.
ÔÇ£Hihi.. mesum kamunya.. udah pandai yah ngomong jorok ke mama.. terusin sayang.. ngomong aja..ÔÇØ
ÔÇ£Niko pengen ngentotin mama.. oughh.. ngulum tetek mama yang penuh susu sampai puasÔÇØ
ÔÇ£terus sayang? apa lagi? puas-puasin aja ngomong joroknya ke mamaÔÇØ
ÔÇ£Niko pengen genjotin memek mama pake kontol Niko terus terusan.. siramin peju Niko ke memek mama tempat Niko lahir dulu sampai mama hamil anak NikoÔÇØ Anisa tertawa renyah mendengar ucapan anaknya ini, ternyata bisa-bisanya anaknya berfantasi seperti itu ke mamanya.
ÔÇ£Ngghh.. mau keluar mah.. gak tahan lagi..ÔÇØ lenguh Niko.
ÔÇ£Keluarin aja sayang.. gak usah ditahanÔÇØ
Aaah. Anisaaaaa teriak Niko menyebut nama mamanya. Anisa menutup kepala penis Niko dalam genggaman tangannya, sehingga akan membuat sperma Niko tertampung di tangannya.
Beberapa detik kemudian muncratlah sperma Niko dengan banyaknya ke tangan Anisa. Melumuri tangan mamanya dengan spermanya sendiri. Niko merasa sangat puas sekali, semakin hari onani yang dia rasakan semakin nikmat saja.
ÔÇ£Hihi.. banyak nih sperma kamuÔÇØ kata Anisa menunjukkan tangannya yang berlumuran sperma anaknya.
ÔÇ£Enak yah sayang? Puas kan?ÔÇØ
ÔÇ£Eh, tapi kayaknya kamu masih cepat aja keluarnya.. sepertinya perlu mama kasih latihan nihÔÇØ kata Anisa sambil membersihkan tangannya.
ÔÇ£Latihan gimana mah?ÔÇØ tanya Niko yang tidak paham maksud mamanya.
ÔÇ£Latihan biar kamu bisa tahan lebih lama.. kan malu ntar kamu sama pacar kamu kalau kamu kecepetan keluarnyaÔÇØ jelas Anisa. Sebuah ide yang gila yang entah dari mana datangnya tapi dia coba menjelaskannya dengan alasan yang masuk akal.
ÔÇ£Oo.. emang gimana caranya mah?ÔÇØ
ÔÇ£Hmm.. kamu biar mama bantuin onani, ntar kita hitung berapa waktunya sampai kamu keluar. Kita lihat perkembangan kamu tiap onaniÔÇØ kata Anisa menjelaskan layaknya seorang trainer, dan benar kalau dia mulai saat itu menjadi seorang trainer sex bagi anaknya Niko.
Anisa mulai membantu melatih ketahanan Niko dengan tetap menggunakan tangannya, bagaimanapun dia tidak mau untuk melakukan hal lebih dari ini. Anisa sendiri tidak begitu yakin benar atau tidak cara ini ampuh bagi Niko. Tapi sedikit demi sedikit Niko mulai lebih lama jebol pertahanannya.
Mereka melakukan itu siang atau sore hari saat papanya Niko sedang berkerja, rata-rata mereka melakukannya 1 sampai 2 hari sekali. Meski pernah juga dalam sehari Niko sampai 2 kali berlatih hal tersebut. Untuk memberi Niko semangat, mamanya kadang memberinya hadiah kalau Niko bisa mencapai waktu yang ditentukan Anisa. Bisa berupa ciuman, pelukan, dan uang jajan tapi Anisa tidak mau memberinya lebih dari itu seperti hadiah-hadiah erotis.
Sampai saat ini mereka masih menjaga agar hal ini tidak ketahuan oleh papanya Niko. Pernah hari itu Niko yang tidak tahan minta dionanikan oleh mamanya, padahal papanya berada di rumah saat itu. Mereka melakukannya diam-diam di dalam kamar mandi saat papanya sedang menonton tv. Niko yang masuk duluan dengan dalih akan mandi, kemudian dengan diam-diam mamanya juga masuk tidak lama kemudian.
ÔÇ£Gila kamu.. entar ketahuan papa bisa dihajar kamuÔÇØ
ÔÇ£Maaf deh ma..ÔÇØ
ÔÇ£Hihi.. kayaknya makin hari kamu makin lancang aja yah.. tapi gak papa deh.. mama suka kalau kamu terus terang giniÔÇØ
Merekapun akhirnya melakukan hal itu lagi di sela-sela mandinya Niko, tapi Anisa masih tetap mengenakan pakaiannya. Tentu saja mereka tidak bisa bebas bicara mendesah seperti biasanya karena ada papanya di rumah.
ÔÇ£Ayo sayang.. keluarin yang banyakÔÇØ kata Anisa berbisik sepelan mungkin.
ÔÇ£Ngghh.. mah..ÔÇØ lenguh Niko tertahan. Sperma Niko tumpah lagi di tangan mamanya. Tapi apa yang dilihatnya kemudian membuat darahnya berdesir, mamanya menjilati sedikit lelehan spermanya.
ÔÇ£Ueekk.. asin yah ternyata peju kamu..ÔÇØ kata Anisa berbisik sambil tersenyum menggoda. Niko cuma merespon ucapan mamanya dengan tersenyum karena tidak tahu harus ngomong apa. Setelah itu mamanya keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tangannya, meninggalkan Niko yang masih meneruskan mandinya.
***
Hari itu Niko melakukan hal itu lagi dengan Anisa. Tapi lagi-lagi dia tidak dapat bertahan lama hanya dengan kocokan tangan mamanya. Spermanya kembali tumpah hanya dalam tiga menit lebih sedikit.
ÔÇ£Udah keluar sayang?ÔÇØ tanya Anisa melihat ke arah mata anaknya yang sedang meringis kenikmatan sehabis ejakulasi. Dia sadar anaknya sedikit demi sedikt mulai menunjukkan perkembangan, yang dulunya hanya tidak mampu lebih dari satu menit kini sudah lebih baik.
ÔÇ£Masih belum bisa lama nih ma..ÔÇØ kata Niko, terlihat wajah lesu di raut mukanya. Dia masih belum bisa untuk mencatatkan rekor waktu yang lebih lama lagi.
ÔÇ£Udah lebih bagus kok.. setidaknya ada perkembangan, mama yakin kok kamu bisa lebih baik besok..ÔÇØ Kata Anisa sambil mengedipkan matanya. Dia ingin anaknya mendapatkan pengalaman seks yang cukup nantinya dan tidak ingin membuat anaknya mendapatkan malu dari pacarnya karena ejakulasi yang cepat.
ÔÇ£Gimana kalau kamu ajak temanmu kemari, ikut latihan denganmuÔÇØ sebuah usul yang terdengar gila meluncur dari mulut Anisa. Niko sendiri terkejut mendengar usul ibunya tersebut. Mengajak temannya kemari? Untuk ikutan merasakan kenikmatan dari tangan ibunya? sungguh gila ide mamanya.
ÔÇ£Kok harus mengajak orang lain segala sih ma?ÔÇØ tanya Niko mencoba mengetahui apa yang sebenarnya mamanya pikirkan.
ÔÇ£Gini sayang.. mama pikir kamu akan lebih semangat kalau kamu ada lawannya. Jadi ntar kamu lomba deh sama temanmu siapa yang paling lama, ntar yang menang dapat hadiah deh dari mamaÔÇØ jawab Anisa. Sebuah alasan yang Niko pikir ada benarnya juga omongannya, pasti dengan suasana seperti itu membuatnya lebih semangat dan tidak ingin cepat cepat keluar, pikir Niko.
ÔÇ£Oke deh ma.ÔÇØ Kata Niko menyetujui. Niko sebenarnya sedikit ragu untuk mengajak temannya. Dia juga tidak tahu siapa yang akan dia ajak. Beberapa temannya memang ada yang menyukai mamanya Niko. Hal itu Niko ketahui saat mengajak temannya main ke rumah. Teman-temannya yang abg labil seperti halnya Niko tentu saja tidak bisa lepas melihat wanita cantik, termasuk Anisa, mamanya Niko. Mereka berkomentar betapa cantik dan seksi mamanya. Niko yang mendengar hal tersebut awalnya tidak suka, tapi setelah dia perhatikan ternyata omongan temannya ada benarnya juga. Walaupun Anisa sudah berumur 33 tahun dan sudah melahirkan 2 orang anak, bahkan yang paling kecil sedang tahap menyusui, tapi tubuh Anisa masih terawat dengan baik karena dia rajin olahraga untuk mengembalikan bentuk tubuhnya setelah melahirkan. Dengan kulit putih mulus dan bentuk tubuh yang bagus serta wajahnya yang manis menjadi daya tariknya. Suami-suami tetanggapun banyak yang melirik-lirik ke Anisa saat Anisa belanja ke warung ataupun melakukan aktifitas di luar rumah.
Sungguh anak-anak remaja sekarang mudah sekali mendapat akses porno dari internet, hal itulah yang membuat mereka begitu labilnya kalau melihat wanita cantik. Niko yang sebenarnya polos, mulai ikut-ikutan temannya. Diantara teman-temannya yang rata-rata berpikiran mesum ini ada yang paling parah, Jaka namanya. Jaka sendiri dianggap bos oleh rombongan geng yang Niko ikut-ikutan ini. Itu karena usia Jaka yang sudah 17 tahun yang memang selayaknya sudah sma. Niko sering dimintai uang rokok oleh Jaka, walaupun berat hati tapi terpaksa juga diberi oleh Niko.
Beberapa hari kemudian di sekolah, entah kenapa Niko malah ingin mengajak Jaka ke rumah. Ya.. sebaga rival latihannya bersama mamanya tentunya. Niko sendiri yang menerangkan panjang lebar ke Jaka tentang maksud tujuannya. Mendengar penjelasan Niko ini, tentu saja Jaka semangat bukan main dan menyetujuinya. Sudah lama dia tertarik pada mamanya Niko. Walaupun Anisa bukan gadis abg tapi sungguh menggoda dan nafsuin seperti artis milf Jav yang sering dia tonton. Akhirnya setelah pulang sekolah Niko mengajak Jaka ke rumahnya.
ÔÇ£Ma.. Niko pulang mah.. Niko ajak teman nih..ÔÇØ kata Niko masuk ke rumah yang tidak terkunci dan mempersilahkan Jaka duduk di sofa tamu.
ÔÇ£Mah, ni Jaka.. yang dulu juga pernah main kesiniÔÇØ kata Niko pada Anisa. Tidak lama kemudian Anisa muncul yang sepertinya habis menidurkan bayinya di kamar. Dia mengenakan daster rumahan biasa, meskipun begitu dia tetap saja terlihat cantik.
ÔÇ£Oh.. JakaÔÇØ Anisa tersenyum manis sambil menerima salaman tangan teman anaknya itu. Jaka mencium punggung tangan Anisa. Mata Jaka tentu saja sudah mulai kelayapan kesana kemari menerawang ke tubuh wanita ini. Anisa sebenarnya sadar mata anak itu kelayapan melihat tubuhnya, tapi entah kenapa dia merasa horni diperhatikan seperti itu. Sepertinya sifat eksibisionisnya muncul kembali. Sifat nakalnya yang pertama dia alami saat dia masih gadis dahulu yang sampai sekarang masih tetap ada. Ya.. dia memang senang kalau dirinya menjadi pusat perhatian kaum Adam. Tidak terkecuali oleh teman-teman anaknya sendiri.
ÔÇ£Kamu udah dengar kan dari Niko?ÔÇØ
ÔÇ£Hehe.. udah tante, tapi beneran nih boleh ikutan?ÔÇØ
ÔÇ£Hihi.. iya, boleh kok. Kamu mau kan bantu Niko?ÔÇØ
ÔÇ£Hehe.. oke tante, Jaka senang malah bisa bantu kaya giniÔÇØ Anisa tersenyum manis mendengar ucapan Jaka tersebut.
ÔÇ£Ya udah, kalian mau sekarang?ÔÇØ tanya Anisa dengan senyum di bibirnya.
ÔÇ£Ntar yang menang tante kasih uang jajan deh..ÔÇØ tambahnya lagi. Niko dan Jaka akhirnya setuju untuk saat itu juga memulai latihan ketahanannya. Niko cukup malu-malu juga untuk telanjang di depan Jaka. Tapi Jaka malah terlihat tidak sabaran dan langsung saja membuka celananya. Cukup terkejut Anisa melihat kelamin Jaka yang ternyata cukup besar, beda sekali dengan milik anaknya Niko. Anisa berusaha menyembunyikan keterkejutannya tersebut, walaupun matanya tetap menatap takjub anak seusia Jaka memiliki penis sebesar itu.
ÔÇ£Umur kamu berapa sih Jaka?ÔÇØ tanya Anisa ke Jaka.
ÔÇ£17 tahun tanteÔÇØ
ÔÇ£Ohh.. pantesanÔÇØ sebenarnya Anisa cukup heran juga Jaka masih smp dengan usia segitu, tapi Anisa tidak ingin terlalu mempedulikannya dan membahas hal tersebut.
ÔÇ£Pantesan kenapa ya tante?ÔÇØ tanya Jaka karena sedikit bingung.
ÔÇ£Ahh.. nggak, mau tau aja.. hihiÔÇØ
ÔÇ£Yuk mulaiÔÇØ ajak Anisa. Dia kemudian bersimpuh di tengah-tengah Niko dan Jaka yang telah bertelanjang bulat dan sudah ngaceng dari tadi. Niko sendiri sebenarnya masih merasa tidak nyaman dengan adanya Jaka yang ikut. Tapi sudah terlambat, dia sendiri yang mengajak Jaka kemari. Dada Niko berdebar karena akan melakukan hal ini lagi, bahkan kini temannya ikut serta. Tangan Anisa mulai mengocok kedua penis remaja tanggung ini di sisi kiri dan kanannya. Yang mana salah satunya milik anaknya sendiri.
Ahh ma.. lenguh Niko penuh kenikmatan.
ÔÇ£Enak sayang? Kamu sendiri gimana jaka? Enak kocokan tante?ÔÇØ tanya Anisa dengan wajah nakal pada dua remaja itu.
ÔÇ£Iya tante, sedaap.. hehe, akhirnya kesampaian juga bisa dikocokin tanteÔÇØ
ÔÇ£hmm?? Maksud kamu?ÔÇØ
ÔÇ£hehe.. iya, sejak liat tante pertama kali Jaka jadi suka sama tante. Jaka jadi ngayalin tante tiap coli.ÔÇØ
ÔÇ£Ha? jadi kamu sering ngayalin tante? Dasar kamu kecil-kecil udah gini..ÔÇØ kata Anisa sambil tetap mengocok penis mereka.
Setelah beberapa saat, terlihat ekspresi dari Niko yang sepertinya sudah tidak tahan untuk keluar.
Ma gak tahan.. agghh
ÔÇ£Croot.. crrootÔÇØ tumpahlah sperma Niko di hadapan ibu dan temannya itu. Spermanya berlumuran tumpah di tangan ibunya.
ÔÇ£Oughhh.. mah.. enak..ÔÇØ lenguh Niko kenikmatan.
ÔÇ£Yess.. gue menang, iya kan tante? Jaka yang menang kan?ÔÇØ
ÔÇ£Iya-iya kamu yang menang. Hmm.. kamu mau tante lanjutin sampe keluar gak?ÔÇØ
ÔÇ£hehe.. mau dong tanteÔÇØ
ÔÇ£Ya udah..ÔÇØ tangan Anisa kembali mengocok penis Jaka. Tidak butuh waktu lama karena Jaka memang sudah horni dari tadi. Tangan Anisa pun kini berlumuran sperma Jaka.
ÔÇ£Udah kan? kalian bersih-bersih dulu sana gihÔÇØ
ÔÇ£Iya ma..ÔÇØ
ÔÇ£Iya tante..ÔÇØ jawab Niko dan Jaka bersamaan. Mereka akhirnya bersih-bersih tidak lama setelah itu. Niko dan Jaka kemudian menghabiskan waktunya dengan nonton tv sedangkan Anisa ke dapur mempersiapkan makan malam. Selang beberapa lama terdengar suara tangisan bayi, tidak lain adalah tangisan Windy, adiknya Niko. Anisa yang mendengar suara tangisan anaknyapun segera menghentikan aktifitasnya di dapur. Anisa kembali dari kamar sambil menenteng bayinya yang masih kecil, lalu duduk di kursi yang cukup jauh dari Niko dan Jaka.
ÔÇ£Oi, Nik.. liat tuh.. jadi ngiler gue pengen nyusu ke nyokap loÔÇØ kata-kata yang sebenarnya sangat kurang ajar. Mengomentari ibunya seperti itu. Tapi entah kenapa Niko juga merasakan hal yang sama dengan Jaka. Nalurinya tidak dapat dibohongi kalau dia juga ngaceng liat payudara ibunya sendiri yang sedang menyusui adeknya.
ÔÇ£Gini deh, gue punya ideÔÇØ kata Jaka.
ÔÇ£Tante, mulai lagi yuk ronde selanjutnya. Kami udah tegang lagi nih..ÔÇØ pinta Jaka ke Anisa.
ÔÇ£Bentar yah sayang, tante lagi nyusuin Windy. Ntar dia gak kenyang lagiÔÇØ
ÔÇ£Tante.. hadiah untuk yang menang ronde selanjutnya tambahin dong tante.. masa cuma uang jajanÔÇØ
ÔÇ£Hmm.. terus?ÔÇØ
Gimana kalau.. ngggg itu tante kata Jaka sambil menunjuk ke arah payudara Anisa yang masih menyusui bayi kecilnya.
ÔÇ£Hihihi.. dasar kamu. Maksudnya nyusu? Porno yah kalian.. hihiÔÇØ Anisa malah merespon permintaan mesum Jaka sambil tertawa-tawa.
ÔÇ£Oke deh, tante turutin. Niko, kamu harus menang yah kali ini, jangan biarkan teman kamu yang malah dapat susu mama, kan kamu yang anaknya mama. Hihi..ÔÇØ
ÔÇ£Iya ma.. Niko usahainÔÇØ
Anisa melepaskan Windy dari sisinya. Tampak Windy sudah tenang, mungkin karena sudah kenyang menyusu. Anisa lalu meletakkan Windy ke kursi di sebelahnya.
ÔÇ£Mau sekarang?ÔÇØ tanya Anisa dengan tatapan nakal tanpa menutup payudaranya dengan baju terlebih dahulu, membiarkan payudara sebelah kanannya menjadi santapan mereka. Membuat kedua remaja itu hanya mengangguk-angguk mupeng karenanya.
Niko dan Jaka mendekati Anisa, meloloskan celananya hingga mereka sekali lagi mengacungkan penis mereka ke Anisa. Tangan Anisa mulai mengocok kedua penis itu lagi. Saat penis mereka dikocok Anisa, mata mereka tidak henti-hentinya menatap ke payudara yang terpampang bebas itu, membuat si punya penis makin kelojotan.
ÔÇ£Ayo Niko.. semangat sayang, jangan kalah lagiÔÇØ kata Anisa menyemangati anaknya.
ÔÇ£Oughh.. iya ma..ÔÇØ jawab Niko. Tapi apa daya, ketahanan Niko masih belum dapat menandingi Jaka. Diapun akhirnya keluar duluan dan kalah lagi dari Jaka.
ÔÇ£Yes, gue menang.. heheÔÇØ sorak Jaka penuh kemenangan dengan diiringi tawa mesum.
ÔÇ£Tuh kan.. kamunya kalah lagiÔÇØ kata Anisa dengan wajah yang dicemberutkan ke Niko.
ÔÇ£Kamu mau ambil hadiahnya sekarang jaka?ÔÇØ tanya Anisa dengan tatapan nakal ke Jaka.
ÔÇ£Boleh tante.. ÔÇØ
ÔÇ£Huu.. udah gak sabar yah kamunya, ya udah sini duduk dekat TanteÔÇØ kata Anisa sambil menggeser posisi duduknya memberi tempat untuk Jaka untuk duduk di sebelahnya. Jakapun akhirnya duduk di sebelah Anisa dan mulai mengarahkan mulut hitamnya ke pucuk payudara Anisa yang siap menyambut mulutnya. Walau agak grogi, tapi akhirnya mulut Jaka menempel ke pucuk payudara kanan Anisa. Terasa cairan hangat mulai masuk ke mulutnya saat dia coba mengenyot putting payudara tersebut.
Melihat temannya yang asik menyusu ke ibu kandungnya membuat perasaan Niko tidak karuan saat itu. Cemburu, sakit hati, horni, semua campur aduk. Bagaimanapun itu adalah ibu kandungnya dan kini payudara ibunya sedang dinikmati temannya yang cabul itu. Sambil menyusu ke Anisa, mata Jaka sesekali menatap ke Niko sambil cengengesan seperti sedang memberitahunya betapa nikmatnya menyusu ke ibunya.
ÔÇ£Jaka, jangan godain Niko seperti itu dong, kasihan anak tanteÔÇØ kata Anisa yang tahu apa yang sedang dipikirkan Jaka.
ÔÇ£Hehe.. gak kok tante..ÔÇØ jawab Jaka enteng.
Ma kata Niko lirih.
ÔÇ£Ya sayang?ÔÇØ
Niko mau juga dong
ÔÇ£Yee.. ini kan hadiah untuk yang menang. Jadinya khusus untuk Jaka dong.. kalau kamu juga mau, ronde selanjutnya kamu harus menang yah sayang..ÔÇØ jawab Anisa. Sekali lagi tampak Jaka cengengesan melirik ke Niko, membuat hati Niko makin pedih.
ÔÇ£Tante, yang satu lagi buka juga dong..ÔÇØ pinta Jaka.
ÔÇ£Lah, untuk apa? Emang kamu mau nyusu yang sebelah juga??ÔÇØ
ÔÇ£Iya.. boleh yah tante..ÔÇØ
ÔÇ£Hmm.. iya-iya, dasar kamunyaÔÇØ Anisa akhirnya menyetujui permintaan mesum Jaka. Dia lalu membuka sisi bajunya sebelah kiri sehingga kini kedua payudaranya terpampang bebas. Kini daster yang dia kenakan hanya sebatas pinggangnya saja.
ÔÇ£Tanggung tuh tante, buka aja semua bajunya..ÔÇØ pinta Jaka lagi.
ÔÇ£Dasar nakal. Niko, gak papa kan mama telanjang dada? Temanmu nakal nih..ÔÇØ Anisa malah meminta persetujuan pada anaknya yang sedari tadi melongo mupeng ke arah mereka berdua.
ÔÇ£Eh.. i-iya ma, gak papaÔÇØ jawab Niko. Rasa pedih di hatinya entah kenapa kalah dengan rasa horni dan penasaran melihat tubuh telanjang dada ibunya. Mendengar jawaban anaknya Anisa cuma tersenyum, dia kemudian mulai melepaskan bajunya sehingga kini bagian atas tubuhnya tidak tertutup kain sedikitpun. Memamerkan tubuh bagian atasnya dengan buah dada sekal yang penuh cairan susu.
ÔÇ£Udah nih, puas kan kamu Jaka?ÔÇØ
ÔÇ£Hehe.. tante emang baikÔÇØ
ÔÇ£DasarÔÇØ kata Anisa sambil mencubit pipi Jaka. Remaja itu kemudian melanjutkan acara nyusunya lagi. Kali ini payudara kiri Anisa yang dijilat dan dihisapnya, sambil payudara kanannya menjadi sasaran remasan tangan nakal Jaka. Memang tidak ada persetujuan kalau yang menang boleh melakukan hal mesum seperti meremas payudara Anisa. Tapi Anisa tidak menganggapnya masalah.
ÔÇ£Tante, kocokin lagi dong.. kan tadi belum keluar. Pasti enak nih nanti rasanya ngecrot sambil nyusu.. heheÔÇØ pinta Jaka mesum.
ÔÇ£Hmm.. iya-iya. Porno kamunya. Kamu baring deh sini.ÔÇØ setuju Anisa menyuruh Jaka berbaring di atas sofa dengan kepala Jaka berada di atas paha Anisa yang diberi bantal sofa, sehingga mulut Jaka kini tepat di depan payudara Anisa. Tangan Anisa kini meraih penis Jaka dan mulai mengocoknya lagi. Sungguh beruntung Jaka ini, merasakan kenikmatan menyusu dari payudara yang putih sekal sambil penisnya dikocok oleh wanita secantik dan seseksi Anisa. Sambil membiarkan Jaka menyedot susu dari buah dadanya, dia mengocok batang penis teman anaknya tersebut. Anaknya sendiri masih melongo menatap nanar aksi temannya yang semakin mesum ke ibu kandungnya. Jaka masih saja melirik cengengesan ke arah Niko. Kini ibunyapun juga ikut-ikutan melirik tersenyum ke Niko yang cemburu dari tadi, yang membuat hati Niko makin tidak karuan.
Tapi suara rewelan Windy menganggu suasana mesum ini. Tentu saja Jaka yang merasa sangat terganggu karena aksinya belum selesai.
ÔÇ£Jaka, bentar yah.. tante urus Windy duluÔÇØ kata Anisa melepaskan kocokan tangannya dari penis Jaka.
ÔÇ£Duh tanggung nih tante, bentar lagi..ÔÇØ tolak Jaka tidak tahu diri.
ÔÇ£Bentar kok sayang.. yah?ÔÇØ kata Anisa lagi ke Jaka, tapi Jaka sepertinya belum mau melepaskan kulumannya dari buah dadanya. Anisa akhirnya menuruti kemauan Jaka dan kembali mengocok penis Jaka.
ÔÇ£Bentar yah Windy sayang.. Om jaka masih belum puas nih.. hihiÔÇØ kata Anisa ke bayinya. Sungguh gila, Anisa lebih memilih memuaskan Jaka dulu dari pada mengurus bayinya yang sedang menangis ini.
ÔÇ£Belum Jaka? Kasihan tuh Windy..ÔÇØ tanya Anisa.
ÔÇ£Belum tante, duh si Windynya berisik amat siih tante. Suruh diam dong..ÔÇØ kata Jaka yang betul-betul tidak tahu diri.
ÔÇ£Kamunya kan yang gak mau ngalah. Hmmhh.. dasar. Niko, tolong kamu timang-timang adek kamu dulu dongÔÇØ suruh Anisa ke anaknya. Niko dengan perasaan yang tidak karuan menuruti saja perintah ibunya ini. Dia ambil Windy yang masih menangis dan menimang-nimangnya. Niko menggendong adeknya itu mutar-mutar rumah. Meninggalkan ibu dan temannya yang masih saja asik dengan aktifitas mesum mereka. Cukup lama untuk membuat Windy untuk tertidur lagi. Setelah Windy tertidur, barulah Niko kembali ke tempat tadi.
ÔÇ£Ma, udah tidur nih.. bawa ke kamar aja yah Windynya?ÔÇØ tanya Niko berbisik sambil melihat ibunya yang masih saja menyusui Jaka.
ÔÇ£Ngghh, iya sayang, bawa ke kamar ajaÔÇØ jawab Anisa. Dengan berat hati Niko membawa Windy ke kamar, sudah tidak dapat apa-apa malah harus urusin Windy, gerutunya.
Saat Niko kembali dia melihat mereka sudah berganti posisi. Kali ini Anisa berada di bawah tindihan Jaka yang masih sibuk mengenyot buah ibunya ini. Penis Jaka pun masih tetap dikocok oleh Anisa dengan posisi seperti itu. Tampak daster yang dikenakan Anisa makin acak-acakan karena perbuatan Jaka ini. Temannya benar-benar melakukan hal mesum ke ibunya. Anisa sendiri mulai melenguh karena permainan lidah dan tangan Jaka di buah dadanya. Melihat anaknya sudah kembali Anisa berusaha untuk mendorong tubuh Jaka.
ÔÇ£Jaka.. udah dong.. lama amat sihÔÇØ kata Anisa. Jaka tidak memperdulikan omongan Anisa dan masih saja meneruskan menghisap payudara tersebut walau dia juga tahu bahwa Niko sudah kembali.
ÔÇ£Udah dong Jaka sayang..ÔÇØ katanya lagi.
Sebenarnya Niko cukup heran, padahal dia cukup lama menimang-nimang Windy tapi Jaka belum juga ngecrot. Apa Jaka sudah ngecrot waktu dia menimang-nimang Windy tadi? Pikirnya.
Dugaannya sepertinya benar karena dia melihat ada bercak putih di bawah sofa itu. Sepertinya jaka yang belum puas meminta jatah lagi walau sudah ngecrot, pikirnya lagi.
ÔÇ£Sayang, sorry yah. Ini Jaka masih belum puas ajaÔÇØ kata Anisa pada Niko. Memang tidak ada batasan waktu sampai kapan hadiah nyusu itu diberikan sehingga Jaka masih saja meneruskan aksinya. Jaka sebenarnya sudah kenyang meminum susu dari payudara Anisa, sekarang dia lebih tepatnya menjilati dan memainkan payudara Anisa dengan mulut dan lidahnya. Niko yang memang jadi pihak yang kalah terpaksa hanya menuruti apa yang telah dijanjikan.
Melihat anaknya yang mupeng dari tadi Anisa tidak tega juga. Dia dorong dengan paksa tubuh Jaka dari dirinya.
ÔÇ£Udah dulu Jaka, kasian Niko tuh.. kita mulai ronde selanjutnya yah.. kayaknya kalian udah tegang lagi tuh..ÔÇØkata Anisa mencoba memberi Niko kesempatan sekali lagi.
ÔÇ£Kalau gitu boleh dong Niko nyusu kalau Niko menang?ÔÇØ tanya Niko semangat.
ÔÇ£Iya.. boleh..ÔÇØ jawab Anisa sambil tersenyum manis.
ÔÇ£Terus kalau Jaka yang menang gimana tante?ÔÇØ tanya Jaka yang masih belum puas juga.
ÔÇ£Hmm.. kamu maunya apa?ÔÇØ kata Anisa balik nanya.
ÔÇ£gimana kalau Jaka boleh ngentotin tante.. heheÔÇØ jawab Jaka kurang ajar. Niko sendiri terkejut bukan main mendengar permintaan temannya ini, betul-betul kurang ajar. Ingin sekali rasanya dia melayangkan tinju ke mulut Jaka. Tapi dia melihat ibunya malah tertawa mendengar permintaan Jaka ini.
ÔÇ£Hihi.. kamu ini, enak aja. Ini punyanya papanya NikoÔÇØ kata Anisa sambil mencubit perut Jaka.
ÔÇ£Gitu yah tante.. duh, pengen banget padahal genjotin memek tante.. heheÔÇØ
ÔÇ£Hush.. kamu ini ngomongnya kurang ajar banget, ada Niko tuh..ÔÇØ kata Anisa sambil melirik ke anaknya.
ÔÇ£Gimana Niko? Gak boleh kan?ÔÇØ tanya Anisa ke Niko.
Nggg
ÔÇ£Boleh kan Nik? Gue hajar lo kalau gak boleh!!ÔÇØ kata Jaka main serobot.
ÔÇ£Eh eh, enak aja main hajar anak tante. Gak boleh pokoknya, pake mulut tante aja yah.. gak apa kan? jejalin deh suka-suka kamu ke mulut tante kalau kamu menang.ÔÇØ tawar Anisa dengan senyum nakal. Memberi Jaka harapan kalau dia boleh melampiaskan nafsunya menggunakan mulutnya.
ÔÇ£Ya udah tante.. oke deh.. heheÔÇØ setuju Jaka. Niko yang mendengar tawaran dari mulut ibunya makin membuat hatinya tidak karuan. Kalau dia kalah berarti dia kalah satu putaran lagi dari Jaka, yang juga berarti Jaka akan semakin berbuat tidak senonoh terhadap ibunya, tubuhnya jadi panas dingin dibuatnya. Dia ingin sekali menang dan mencoba mendapatkan kenikmatan itu. Tapi dia juga penasaran melihat apa yang akan dilakukan Jaka ke ibunya kalau dia kalah. Entah kenapa hatinya jadi bimbang begini.
ÔÇ£Tante, lepasin aja dasternya, nanggung tuhÔÇØ pinta Jaka.
ÔÇ£Apaan nanggung-nanggung.. dasar kamu, iya deh tante lepasinÔÇØ setuju Anisa. Diapun membuka dasternya yang sedari tadi memang sudah terpasang tidak karuan karena bagian atasnya sudah terbuka. Kini Anisa hampir benar-benar telanjang di depan kedua remaja tersebut, dia saat ini mengenakan celana dalam berenda yang menjadi satu-satunya pakaian yang masih menempel di tubuhnya. Niko yang meskipun sudah pernah melihat tubuh telanjang ibunya tetap saja sekarang membuat dadanya berdecak kagum serta langsung membangkitkan nafsunya.
ÔÇ£Niko.. semangat yah.. masa sih kalah terusÔÇØ kata Anisa.
ÔÇ£Gak bakal menang dia tante..heheÔÇØ serobot Jaka.
ÔÇ£Ayo dong Niko, kalau kamu kalah lagi nanti mama dimesumin lagi nih sama teman kamu ini, kamu gak mau kan?ÔÇØ kata Anisa menyemangati anaknya.
Ronde selanjutnyapun dimulai, Niko ternyata memang kalah pengalaman dari Jaka. Dengan berat hati dan kecewa dia harus merelakan kalau dia lagi-lagi harus kalah dari Jaka. Dia sungguh kecewa tidak bisa menyelamatkan ibunya dari perlakuan mesum Jaka.
ÔÇ£Haha.. gue bilang juga apa? Gue yang bakal menang. YesÔÇØ sorak Jaka. Anisa tersenyum mendengarnya.
ÔÇ£Iya-iya kamu menang.. menang terus nih kamunya, kasihan anak tante gak dapat dari tadiÔÇØ kata Anisa sambil melirik ke Niko yang sedang terduduk kecewa. Jakapun mendorong tubuh Anisa ke sofa dan menghimpitnya lagi. Dia sepertinya ingin melanjutkan aksinya tadi yang belum selesai.
ÔÇ£Duh.. aww.. Jaka, pelan-pelan dong..ÔÇØ kata Anisa. Tanpa menjawab Jaka meneruskan perbuatannya ini, dia mulai menciumi bagian tubuh Anisa yang lain, termasuk wajah dan mulut Anisa. Niko lagi-lagi hanya bisa memandang temannya berbuat mesum ke ibunya. lidah Jaka dan Anisa kini saling membelit, saling berbagi liur satu sama lain. Jaka lalu menjulurkan lidahnya, Anisa yang tahu berbuat apa langsung mengulum lidah Jaka tersebut, sungguh erotis sekali. Jaka juga melakukan hal yang sama dengan mengulum lidah Anisa yang dijulurkan, mereka lakukan hal tersebut bergantian beberapa kali.
ÔÇ£Tante lihat tuh, anak tante ngiri tuh..ÔÇØ kata Jaka. Anisa melirik ke arah anaknya yang memang lagi mupeng berat melihat aksi mereka ini. Sebuah pemandangan yang malah membuat hati anaknya panas dingin tidak karuan.
ÔÇ£Coba buka mulut tante..ÔÇØ suruh Jaka. Anisa mengikuti kemauan remaja ini dan membuka mulutnya lebar-lebar. Jaka kini dengan kurang ajarnya meludah ke dalam mulut Anisa, di depan mata anaknya sendiri yang dari tadi hanya memperhatikan mereka. Lagi-lagi Jaka cengengesan sambil melirik ke Niko setelah melakukan hal bejat tersebut, bahkan ibunya juga melirik sambil tersenyum ke arah Niko setelah menelan liur Jaka.
Bagi Anisa sendiri ini juga merupakan sensasi yang baru pertama dia rasakan. Bergumul dengan pria yang seumuran anak laki-lakinya, bahkan di depan anak laki-lakinya itu sendiri. Menelan liur seperti inipun tidak pernah dia lakukan dengan suaminya, tapi kini dia malah melakukan hal menjijikkan ini dengan teman anaknya. Niko yang melihat itu begitu terbakar hatinya, tapi dia juga terangsang melihat aksi mereka. Membuatnya tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa.
ÔÇ£Lagi ya tante..ÔÇØ kini Jaka tampak komat-kamit mengumpulkan liur sebanyak mungkin dan akhirnya menumpahkan kembali liurnya ke dalam mulut Anisa. Kini bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Tampak lelehan liur Jaka keluar dari mulut Anisa karena tidak mampu menelan semuanya.
ÔÇ£Udah ah kamunya, ada-ada ajaÔÇØ
ÔÇ£Hehe.. lanjut yah tante, hadiah utamanya belum nih, pengen rasain mulut tanteÔÇØ
ÔÇ£Hmmhhh.. iya-iya, tapi jangan disini yah.. di kamar tante aja yuk.. malu nih di depan NikoÔÇØ
ÔÇ£hehe.. oke deh..ÔÇØ setuju Jaka. Mereka kemudian bangkit dan menuju kamar Anisa.
ÔÇ£Tapi sebentar aja yah, gak lama lagi suami tante pulang nih, bisa dihajar kamu kalau nampak sama om, hihi..ÔÇØ
ÔÇ£oke tante.. heheÔÇØ jawab Jaka.
ÔÇ£Ma.. terus aku gimana nih?ÔÇØ tanya Niko dengan wajah kecewa. Dia sebenarnya masih ingin di antara mereka, walau hanya untuk sekedar melihat saja.
ÔÇ£Maaf yah sayang, Kan Jaka yang menang. Kamu kalah sih.. kamu tolongin lihat situasi aja yah sayang, siapa tahu papa kamu pulang, gak papa kan?ÔÇØ Niko hanya mengangguk lesu menyetujui perintah mamanya ini. Sebelum mereka masuk ke kamar, lagi-lagi Jaka mengeluarkan cengengesan menjijikkannya ke arah Niko.
Kini Niko tinggal sendiri di luar kamar, entah apa yang sedang mereka lakukan Niko benar-benar tidak mengetahuinya, suara sama sekali tidak terdengar dari luar kamar itu. Tubuh Niko jadi panas dingin membayangkan apa yang terjadi pada mamanya di dalam sana. Niko sesekali berusaha mencuri dengar apa yang terjadi di dalam, beberapa kali terdengar suara lenguhan ibunya dan Jaka, entah apa yang mereka lakukan. Dia betul-betul tidak tenang di luar sini. Suara Windypun terdengar dari sana, sepertinya Windy terbangun karena ulah Anisa dan Jaka di dalam sana. Lebih setengah jam lamanya Niko hanya duduk di sofa terdekat dari kamar orangtuanya ini hingga akhirnya pintupun terbuka dan mereka keluar dari kamar. Tampak Anisa sudah kembali mengenakan pakaian lengkap, tapi rambut dan wajahnya terlihat acak-acakan, membuat Niko betul-betul penasaran apa saja yang telah mereka lakukan.
ÔÇ£Lama amat sih ma?ÔÇØ tanya Niko segera setelah mereka keluar.
ÔÇ£Habis temanmu ini sih..ÔÇØ jawab Anisa sambil tersenyum ke Jaka.
ÔÇ£Udah yah Jaka, pulang dulu yah.. bentar lagi Om pulangÔÇØ katanya lagi.
ÔÇ£Iya deh tante, makasih banyak ya.. heheÔÇØ Jakapun akhirnya pulang tidak lama kemudian. Jaka bahkan tidak pamit dengan Niko, Jaka hanya berpamitan dengan Anisa sambil mencium tangannya.
ÔÇ£Ma..ÔÇØ kata Niko lirih memanggil mamanya.
ÔÇ£hmm? Apa sayang?ÔÇØ
ÔÇ£Niko juga mau dong..ÔÇØ
ÔÇ£ Hihihi.. kamu mau juga?ÔÇØ
ÔÇ£Iya mah..ÔÇØ
ÔÇ£Kalau gitu besok kamu harus menang yah..ÔÇØ
ÔÇ£Yah.. mama kok gitu sih, sekarang dong ma.. cuma nyusu aja juga boleh kok maÔÇØ
ÔÇ£Gimana sih kamu ini, itu kan hadiah kalau kamu bisa menang. Ya udah sekali saja, ntar malam kamu tungguin mama yah, jangan tidur duluÔÇØ kata Anisa memberi harapan pada Niko sambil mengedipkan matanya.
ÔÇ£Kok gak sekarang aja sih ma?ÔÇØ
ÔÇ£Udah mau malam nih, ntar papa kamu keburu pulang. Ntar malam aja yah..ÔÇØ katanya lagi sambil mengelus kepala Niko. Akhirnya Niko setuju saja dari pada tidak sama sekali. Hati Niko senang bukan main mendengar perkataan ibunya, dia tidak sabar menunggu malam tiba.
Malam itu Niko tidak sabaran menunggu mamanya datang ke kamarnya. Akhirnya setelah hampir jam 11 malam akhirnya mamanya datang juga.
ÔÇ£Lama amat sih ma?ÔÇØ
ÔÇ£Nungguin papa kamu tidur duluÔÇØ
ÔÇ£Mau sekarang sayang?ÔÇØ tanya Anisa dengan senyum manisnya.
I-iya mah jawab Niko grogi. Anisa tersenyum sesaat kemudian mulai membuka beberapa kancing bajunya dan mengeluarkan buah dadanya. Sebenarnya Niko ingin melihat mamanya setengah telanjang seperti tadi siang waktu dengan Jaka, tapi dia tidak berani mengatakannya.
ÔÇ£Ayo, katanya mau nyusu..ÔÇØ
ÔÇ£Eh, i-iya maÔÇØ Niko mendekatkan mulutnya dan mulai mengulum pucuk payudara Anisa. Air susu
Mulai keluar dan masuk ke dalam mulut Niko.
ÔÇ£Dasar kamu, udah gede masih nyusuÔÇØ kata Anisa sambil mengusap kepala anaknya.
ÔÇ£Enak sayang?ÔÇØ tanyanya. Niko hanya mengangguk tanpa melepaskan mulutnya dari sana. Lebih dari satu jam mamanya di sana menemani Niko. Memberi kedua payudaranya bergantian untuk dilahap anaknya yang sudah remaja ini hingga Niko puas. Seperti janjinya, Niko hanya menyusu dan memainkan lidahnya di payudara Anisa, walau Anisa tahu kalau anaknya sudah ngaceng dari tadi.
ÔÇ£Ma, tadi siang mama ngapain aja sih di dalam dengan Jaka? Lama amatÔÇØ tanya Niko saat acara minum susu tersebut selesai.
ÔÇ£Kamu mau tahu sayang?ÔÇØ
ÔÇ£Iya mah, penasaranÔÇØ
ÔÇ£Ya, seperti yang mama bilang ke Jaka kalau dia menang, mama kasih mulut mamaÔÇØ
ÔÇ£hmm.. mama jilatin penisnya Jaka?ÔÇØ
ÔÇ£Iya, juga mama masukkan ke mulut mama semuanyaÔÇØ Niko yang mendengarnya begitu iri dengan Jaka.
ÔÇ£Terus, apa lagi ma?ÔÇØ
ÔÇ£Tapi dasar dia nakal, dianya pengen lihat mama telanjang sayangÔÇØ Niko terkejut mendengarnya. Kurang ajar sekali si Jaka, geramnya.
ÔÇ£Terus mama kasih?ÔÇØ
ÔÇ£Dia maksa terus sih yang, akhirnya mama lepasin juga celana dalam mama. Jadinya kami sama-sama telanjang dehÔÇØ
ÔÇ£Itu aja kan mah? Dia gak macam-macam lagi kan?ÔÇØ
ÔÇ£Dikit sih, habis itu dia mainin vagina mama pake jarinya, gak tahu deh dia belajar itu dari mana, pintar banget dianya. Ya.. lama-lama mama gak tahan juga digitukan terus sayang, jadi mama nikmatin ajaÔÇØ kata Anisa menerangkan.
ÔÇ£ooh.. terus ma?ÔÇØ tanya Niko karena dia penasaran, walaupun dia sebenarnya ada rasa sakit hati pada Jaka berbuat bejat pada mamanya.
ÔÇ£iya, habis itu si Jaka minta gesek-gesikin penisnya ke vagina mama. Tapi mama tolak, takut dia hilang kontrolÔÇØ kata Anisa. Niko cukup lega mendengar jawaban mamanya.
ÔÇ£Tapi dianya maksa terus sih, jadinya mama kasih juga. Dari pada dia ngentotin mama, iya kan sayang?ÔÇØ sambungnya lagi.
ÔÇ£Tapi gak sampai masuk kan ma?ÔÇØ
ÔÇ£Gak kok, cuma gesek-gesekin aja kok. Tapi sesekali kepalanya nyelip masuk juga sih.. hihiÔÇØ jawab Anisa tertawa seakan itu hal yang lucu.
“Terus kamu mau tau nggak Jaka muncratnya dimana?” kata Anisa lagi.
“Dimana emangnya ma?” tanya Niko penasaran harap-harap cemas.
“Di mulut mama, banyak amat” kata Anisa sambil tertawa. Kepala Niko makin berat mendengarnya.
ÔÇ£Coba tadi kamu yang menang, pasti kamu yang dapat. Ya udah deh, mama balik dulu yah? Udah puas kan?ÔÇØ
ÔÇ£Yah mama..ÔÇØ rengek Niko karena masih merasa belum puas.
ÔÇ£Udah ya, udah lewat jam 12 ini, besok kamu sekolah kan?ÔÇØ
ÔÇ£Iya deh maÔÇØ jawab Niko lesu. Akhirnya Anisa meninggalkan kamar Niko.
Esoknya, Niko tidak melihat Jaka di sekolah. Apa dia sakit? Tapi kemarin dia masih sehat-sehat saja, bahkan melakukan hal mesum ke mama. Atau jangan-jangan Jaka bolos dan pergi ke rumahnya? Pikir Niko. Dia betul-betul tidak tenang di sekolah saat itu memikirkan kalau dugaannya itu benar. Saat pulang sekolah, Niko buru-buru pulang untuk mengetahui keadaan ibunya. Dia tidak menemukan Jaka di rumah, tapi dia tidak menanyakan pada mamanya apa Jaka tadi kesini atau tidak.
Sorenya mereka melakukan latihan itu lagi saat Jaka datang ke rumah. Tapi berapa kalipun mencoba, Niko tidak pernah menang dari Jaka. Sehingga Jaka teruslah yang mendapatkan hadiah mesum dari Anisa.
Esoknya, lagi-lagi Jaka tidak kelihatan di sekolah, dia mulai yakin kalau Jaka memang bolos dan pergi ke rumahnya. Dia putuskan untuk cabut dari sekolah diam-diam saat jam istirahat untuk pulang ke rumah. Yang ditakutinya sepertinya benar terjadi. Terlihat sepatu yang dia ketahui milik Jaka berada di depan pintu rumahnya saat Niko pulang ke rumah. Hati Niko jadi tidak karuan, dia penasaran apa yang sedang mereka lakukan di dalam, tapi dia putuskan untuk mengintip dari kaca samping rumah. Alangkah terkejutnya dia melihat mamanya dan Jaka sedang berciuman dengan mesranya. Sial si jaka!! anjing!! umpatnya dalam hati. Niko berusaha tenang mengawasi dan menguping pembicaraan mereka.
ÔÇ£Tante emang yang paling cantik deh.. heheÔÇØ
ÔÇ£Huu.. gombal kamu, umur tante udah 33 giniÔÇØ
ÔÇ£Benar deh, tetap cantik kokÔÇØ goda Jaka lagi, membuat Anisa jadi malu karenanya.
ÔÇ£Tante.. Jaka mau lihat tante telanjang lagi dong.. udah gak tahan nihÔÇØ
ÔÇ£Hihihi, gak tahan ngapain sih kamu? Belum puas tadi tante isap? Udah muncrat kan tadi di mulut tante? hihiÔÇØ goda Anisa sambil tertawa. Tapi Anisa akhirnya bangkit juga dari duduknya dan melepaskan daster yang dia kenakan.
ÔÇ£Celana dalamnya iya juga dong tante.. cepetanÔÇØ suruh Jaka tidak sabaran.
ÔÇ£Iya-iya.. dasar kamu..ÔÇØ kini Anisa juga melepaskan celana dalamnya sehingga dia telanjang bulat tanpa ditutupi selembar benangpun.
ÔÇ£Tante, ngentot yuk..ÔÇØ ajak Jaka kurang ajar. Niko yang mendengarnya dari luar sini betul-betul geram dibuatnya.
ÔÇ£Hush.. ngomong apaan sih kamunya, kan udah tante bilang kalau ini punyanya papa Niko. Gak boleh ya sayang..ÔÇØ tolak Anisa.
ÔÇ£Yah.. pengen banget nih tante. Kan gak ada siapa-siapa tante, boleh ya? Bentar ajaÔÇØ
ÔÇ£Duh, gimana yah sayang, tante sejujurnya penasaran juga sih.. hihiÔÇØ kata Anisa binal. Dia sebenarnya juga penasaran bagaimana rasanya bersetubuh dengan remaja sebesar ini, terlebih penis Jaka juga cukup besar untuk seusianya.
ÔÇ£Lah, tuh kan.. nunggu apa lagi? Yuk tante..ÔÇØ
ÔÇ£Tapi tante gak enak nih sama Niko dan suami tanteÔÇØ
ÔÇ£Bentar aja kok tante.. ÔÇ£ rayu Jaka lagi mencoba meluluhkan Anisa.
ÔÇ£Ya udah deh, bentar aja yah.. dasar kamunya mesum. Mama teman sendiri dimesuminÔÇØ setuju Anisa akhirnya. Anisa mengajak Jaka ke arah sofa di ruang tamu yang lebih panjang. Dari tempat Niko berdiri sekarang dia tidak dapat melihat mereka lagi. Tapi tidak lama kemudian terdengar suara desahan-desahan dari mereka. Niko tidak tahan lagi, dia putuskan untuk masuk ke rumah mengganggu mereka.
ÔÇ£Tok-tokÔÇØ Niko menggedor pintu rumahnya.
ÔÇ£Ma..ÔÇØ teriak Niko dari depan pintu.
ÔÇ£Iya sayang, sebentar..ÔÇØ teriak mamanya dari dalam. Tidak lama mamanya membuka pintu, dia telah mengenakan dasternya kembali, tapi tidak menggunakan dalaman apa-apa lagi.
ÔÇ£Loh kok udah pulang sayang?ÔÇØ tanya Anisa
ÔÇ£Lagi ngapain sih ma? Mandi? kok basah gini?ÔÇØ kata Niko balik nanya pura-pura tidak tahu melihat mamanya basah oleh keringat.
ÔÇ£Ngg, tuh karena teman kamu.. Bukannya sekolah malah main kesini. Jadinya mama keringatan-keringatan lagi dehÔÇØ jawab Anisa terus terang sambil malu-malu seperti gadis remaja.
Niko segera masuk ke rumah untuk melihat keadaan, dia melihat Jaka yang sedang bertelanjang bulat duduk di sana. Tubuh Jaka juga bermandikan keringat seperti Anisa. Jaka bahkan cuek seakan tidak peduli anak Anisa sudah pulang walau dia baru saja mencumbui Anisa.
ÔÇ£Kalian habis ngapain?ÔÇØ tanya Niko.
ÔÇ£Gue habis ngentotin nyokap lo.. hahaha.. nganggu aja loÔÇØ jawab Jaka kurang ajar.
ÔÇ£Jaka, apaan sihÔÇØ kata Anisa dengan wajah sebal.
ÔÇ£Tapi benar kan tante? HeheÔÇØ
ÔÇ£Sorry yah sayang, habisnya teman kamu tuh.. nakal amat ke mamaÔÇØ hati Niko benar-benar merasa tidak karuan, mendengar itu dari mulut mamanya.
ÔÇ£Tapi kok sampai gituan segala sih ma? Bukannya kitanya cuma latihan saja?ÔÇØ tanya Niko kesal ke mamanya.
ÔÇ£Tante, lanjut di kamar yuk, masih tanggung nihÔÇØ potong Jaka sebelum mamanya sempat menjawab.
ÔÇ£Hmm.. Niko, gak apa kan kalo mama lanjutin lagi?ÔÇØ tanya Anisa meminta persetujuan Niko lagi, Anisa sendiri masih merasa tanggung dan kesal juga diganggu Niko.
tapi kan mah sebenarnya Niko ingin sekali menolak permintaan gila Anisa. Tapi saat itu Niko melihat Jaka mengepalkan tinjunya ke arahnya hingga membuat nyalinya ciut.
ÔÇ£i-iya deh ma, gak papaÔÇØ jawab Niko lesu. Anisa tersenyum kecil mendengar persetujuan anaknya.
ÔÇ£Tante, suruh aja Niko ikut ke dalam. Biar dia lihat gimana mamanya aku entotin, heheÔÇØ kata Jaka kurang ajar.
ÔÇ£Jaka!! Kok ngomongnya gitu sih. Lagian malu tahu dilihatin NikoÔÇØ
ÔÇ£Ya, gak apa lah tante, Niko pasti mau banget tuh lihat, iya kan Niko? heheÔÇØ cengengesnya ke Niko.
ÔÇ£Ya udah, kamu mau ikut masuk ke dalam sayang?ÔÇØ tanya Anisa sambil tersenyum manis ke Niko. Niko hanya mengangguk menyetujuinya. Mereka bertiga pun masuk ke dalam kamar yang mana ternyata di sana ada Windy yang sedang tertidur.
ÔÇ£Sini tante..ÔÇØ ajak Jaka. Jaka pun langsung mengulum bibir Anisa yang masih berdiri dan melepaskan daster yang dikenakannya sehingga kini Anisa jadi bugil lagi. Jaka menciumi bibir Anisa dengan buasnya sambil sesekali melirik ke Niko.
ÔÇ£Jilatin lagi tanteÔÇØ kata Jaka melepaskan ciumannya. Anisa yang paham maksud Jaka langsung bersimpuh di depan remaja itu dan mulai menjilati penis tersebut. Saat menjilati penis Jaka, mata Anisa bahkan melirik Niko. Dia juga seperti berusaha tersenyum ke anaknya yang sedang melihat mamanya menjilati penis temannya itu, entah apa maksud senyuman mamanya itu Niko juga tidak mengerti. Jaka kini dengan kurang ajarnya membenamkan seluruh batang penisnya ke dalam mulut Anisa, dia lalu menggoyangkan pinggulnya seperti menyetubuhi mulut Anisa.
ÔÇ£Cpak.. cpak..cpak.ÔÇØ suara peraduan penis jaka dengan mulut Anisa.
Saat melakukan itu, Jaka sengaja menunjukkan ekspresi kenikmatan ke arah Niko, yang tentu saja makin membuat hati Niko sakit, tapi entah kenapa Niko juga ngaceng melihat tingkah mereka berdua.
ÔÇ£Ngghm.. ngghmmmÔÇØ suara Anisa mengerang karena mulutnya dijejali penis Jaka hingga mentok ke kerongkongannya. Jaka yang mengetahui hal tersebut malah menahan kepala Anisa, membuat Anisa menepuk-nepuk paha Jaka supaya dia mau berhenti. Jaka masih saja membenamkan penisnya hingga akhirnya Anisa terlihat muntah, mengeluarkan sedikit cairan dari lambungnya karena kerongkongannya sakit dijejali penis Jaka hingga mentok.
ÔÇ£Hosshhh..hmmffhh, kamu kasar amat sih Jak?ÔÇØ kata Anisa agak kesal sesak nafas sambil mengelap dagunya yang basah oleh liur dan muntahannya kemudian menengok ke arah Niko yang berdiri di sana. Niko yang menyaksikan ini makin pedih saja hatinya, melihat mamanya diperlakukan tidak senonoh dan brutal oleh temannya sendiri.
ÔÇ£Hehe.. lagi yah tanteÔÇØ ajak Jaka lagi. Tanpa memberi kesempatan Anisa menjawab, Jaka kembali menjejalkan penisnya ke dalam mulut Anisa lagi, mengaduk-aduk mulut Anisa dengan penis Jaka sebrutal tadi hingga Anisapun lagi-lagi muntah dibuatnya. Jaka melakukan hal tersebut beberapa kali lagi pada Anisa, di depan Niko. Puas melakukan hal tersebut, Jaka kemudian mendorong Anisa ke ranjang dan mencumbuinya lagi.
ÔÇ£Tante.. masukin yah?ÔÇØ tanya Jaka yang sudah tidak sabar.
ÔÇ£Tapi kan.. ÔÇ£ kata Anisa sambil melirik ke Niko. Dia begitu malu melakukannya di depan anaknya berbuat seperti ini walaupun dia sudah tidak tahan untuk dimasuki penis Jaka.
ÔÇ£Udah.. biar aja tante, gak papa kan Niko gue entotin nyokap lho?ÔÇØ tanya Jaka dengan senyum licik. Niko tidak menjawab pertanyaan Jaka, dia tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan sendiri. Dia sangat marah, cemburu dan sakit hati melihat adegan ini semua, tapi dia juga sangat terangsang juga karenanya. Mamanya, telah diambil… oleh temannya sendiri.
Melihat Niko tidak menjawab, Jaka hanya cengengesan sendiri. Jaka tau apa yang dipikirkan Niko, karena dia memang sengaja memperlihatkan ini pada Niko.
ÔÇ£Sayang? Kok diam? Boleh gak nih?ÔÇØ tanya Anisa ikut-ikutan. Anisa sendiri sebenarnya sudah tidak tahan untuk ditusuk Jaka. Entah apa yang ada dipikiran Anisa, dia mengkhianati suaminya, bermain dengan teman anaknya sendiri dan di depan anaknya yang polos yang hanya bisa melihat saja.
ÔÇ£Bo-boleh mah..ÔÇØ jawab Niko akhirnya dengan suara pelan. Kalau dia jawab tidak boleh bisa saja dia akan dihajar habis-habisan oleh Jaka diluar sana.
ÔÇ£Boleh apa sayang?ÔÇØ tanya Anisa lagi, sepertinya dia malah sengaja menggoda anaknya ini. Niko sendiri merasa tidak enak lidahnya untuk menyebutnya secara vulgar begitu.
ÔÇ£Boleh ng-ngetotin mamaÔÇØ kata Niko lagi. Sebuah senyuman terpancar dari bibir Anisa, yang tidak diketahui apa maksudnya oleh Niko. Jaka yang mendengar tanya jawab ibu dan anak itu juga ikutan terseyum dan mulai mengarahkan kemaluannya ke liang vagina Anisa. Dia mulai mengaduk kelamin Anisa dengan penisnya di depan Niko, bahkan didepan si kecil Windy yang ternyata sudah terbangun dari tidurnya. Kalau Windy bisa berpikir tentu saja dia juga akan marah melihat mamanya ditindih bukan oleh papanya. Tapi Windy yang masih kecil hanya bisa melihat saja mamanya yang sedang telanjang lagi disetubuhi oleh pria ini, bahkan dia sempat tertawa sendiri melihat mamanya yang tampak keenakan begitu. Gila memang, Anisa disetubuhi di depan anak-anaknya.
ÔÇ£Nngh.. Sayang..ÔÇØ panggil Anisa ke Niko.
ÔÇ£Ya mah?ÔÇØ
ÔÇ£Jangan oughh.. kasih tau papa ya? Ngghmmhh..ÔÇØ
ÔÇ£I-iya mahÔÇØ jawab Niko.
ÔÇ£Windy cayang.. kamu juga jangan kasih tau papa ya? HihiÔÇØ kata Anisa mengajak si kecil Windy bicara sambil tertawa. Tentu saja Windy tidak akan bisa memberitahu papanya apa yang sedang dilakukan ibunya ini. Tapi Anisa malah melakukan hal iseng bertanya seperti itu ke bayinya dan menganggapnya lucu. Si Windy yang tidak mengerti malah tertawa saja ke arah mamanya yang sedang disetubuhi. Betul-betul suasana yang gila.
Niko yang menyaksikan hal ini tanpa sadar membuat penisnya berdiri dari balik celana. Dia ingin sekali rasanya menggantikan posisi Jaka disana, meskipun wanita itu adalah ibunya sendiri. Jaka yang mengetahui apa yang sedang Niko pikirkan malah berbisik ke Anisa.
ÔÇ£Gak ah.. gila kamu..ÔÇØ jawab Anisa setelah dibisiki Jaka.
ÔÇ£Gak apa lah tante.. kasihan tuh Niko nya.. heheÔÇØ
ÔÇ£Nggak.. ada-ada aja kamunyaÔÇØ
ÔÇ£Ada apa ma?ÔÇØ tanya Niko penasaran.
ÔÇ£hmm.. Jaka ajak kamu ikutan tuh, tapi gak mama bolehin lahÔÇØ jawab Anisa.
ÔÇ£Yah.. tante.. Niko udah penasaran banget tuh pastinya, hehe.. tapi ya udah deh kalau gak boleh. Jaka bisa puas sendiri.. heheÔÇØ kata Jaka sambil tersenyum remeh ke Niko dan kembali menggoyangkan pinggulnya. Mereka kini berganti posisi, Anisa menungging dan Jaka menyetubuhinya dari belakang.
Nggh.. oughh.. terus sayang.. yang kencang racau Anisa.
ÔÇ£ougghh.. rasain ini tante nakal, lonte binalÔÇØ celoteh Jaka kurang ajar. Mereka saling melenguh dan meracau kenikmatan sambil berkata kotor. Bahkan kata-kata yang ditujukan Jaka pada Anisa menjurus melecehkan. Anisa yang mendengar hal tersebut malah makin bangkit birahinya, sedangkan Niko makin sakit saja hatinya mendengar mamanya dilecehkan begitu.
ÔÇ£Nggmmh.. terus sayang, entotin tante sesukamu.. ngmmhh.. entotin tante di depan anak-anak tante.. ougghhÔÇØ racau Anisa menggila.
ÔÇ£Iya.. oughh, anak-anak tante harus tahu kalau mamanya binal dan nakalÔÇØ balas Jaka.
ÔÇ£Nggghh.. Iya sayang, tante memang nakal.. terus sayang.. entotin mamanya Windy dan Niko ini pake kontol kamu yang gedeee.. ougghh.. nggghhhÔÇØ Mereka terus saja meracau gila-gilaan. Anisa yang paling gila karena dia melakukan ini di depan anak-anaknya, bahkan meladeni omongan vulgar Jaka. Entah apa yang akan terjadi pada diri anak-anak Anisa ini esok, terlebih bagi si kecil Windy. Untuk melihat mama dan papanya bersetubuh saja mungkin ini sudah tidak baik, tapi ini malah dia diperlihatkan adegan mamanya yang sedang selingkuh, melihat mamanya disetubuhi di hadapannya serta diperdengarkan kata-kata kotor yang vulgar oleh mamanya sendiri. Anisa sendiri malah seperti tidak ambil pusing karenanya.
Niko yang memang dari tadi sudah tidak tahan hanya bisa mengelus penisnya dari balik celananya. Dari tadi bahkan dia belum sempat mengganti pakaian seragamnya karena terlebih dahulu disuguhi pemandangan seperti ini. Jaka yang melihat tingkah Niko lagi-lagi mulai memancing suasana hati Niko. Sambil masih menggenjot Anisa dari belakang, dia menciumi bibir Anisa dan meremas buah dada Anisa hingga tampak air susunya menetes-menetes. Air susu yang seharusnya menjadi makanan bagi anaknya Windy kini terbuang percuma karena perlakuan Jaka.
Ngghh Duh.. Jaka, pelan-pelan dong.. sakit erang Anisa karena remasan tangan Jaka yang kasar di buah dadanya. Jaka seperti tidak mendengar perkataan Anisa dan masih saja meneruskan aksinya, membuat ranjangnya mulai basah karena ceceran susu Anisa. Niko yang dari tadi hanya menonton sudah melepaskan celana beserta celana dalamnya. Dia beronani menyaksikan adegan didepannya ini. Mamanya yang sedang disetubuhi oleh temannya sendiri. Meskipun hanya onani, tapi tetap saja dia kalah dengan Jaka yang masih bertahan menyetubuhi Anisa. Dia klimaks dengan hanya melihat adegan tersebut. Jaka yang melihat Niko sudah keluar malah tertawa melecehkan. Anisa juga hanya tersenyum melihat anaknya yang sudah muncrat.
ÔÇ£Lihat tuh anak tante, lemah amat..ÔÇØ ejek Jaka.
ÔÇ£Hihi.. sayang? kamu udah keluar yah?ÔÇØ tanya Anisa yang juga terdengar seperti nada melecehkan bagi Niko. Membuat Niko malu bukan main karenanya.
ÔÇ£Tante.. nanti Jaka keluarin di dalam yah??ÔÇØ
ÔÇ£Kamu mau keluarin di dalam? Itu tempat Niko lahir loh.. mau kamu siramin pake peju kamu yah? Nakal kamu..ÔÇØ
ÔÇ£Iya.. boleh yah tante.. pasti enak nih..ÔÇØ
ÔÇ£Iya deh.. Niko, gak apa kan kalau Jaka keluar di dalam? Di tempat kamu lahir dulu?ÔÇØ tanya Anisa pada anaknya itu. Niko yang mendengar pertanyaan mamanya ini malah membuat darahnya berdesir, perkataan mamanya begitu provokatif dan mengaduk hatinya.
ÔÇ£Gimana Niko? Boleh nggak Jaka numpahin benihnya ke rahim mama kamu ini?ÔÇØ tanya Anisa lagi.
ÔÇ£I-iya mah..ÔÇØ jawab Niko pelan, dia tidak tahu kenapa bisa jadi seperti ini. Anisa tersenyum mendengar jawaban anaknya, begitu pula Jaka. Sungguh perasaan Niko campur aduk dibuatnya.
ÔÇ£Kamu harus belajar dari Jaka nih sayang.. dianya kuatÔÇØ kata Anisa dengan meninggikan intonasi kata kuat. Jaka hanya cengengesan ke Niko mendengar perkataan Anisa. Setelah cukup lama Jaka menggenjot Anisa, akhirnya Jaka tidak bisa lagi menahan laju spermanya untuk menumpahkan spermanya membuahi rahim Anisa.
ÔÇ£Ougghh.. terima peju Jaka tante.. ughh..ÔÇØ
nngghh iya sayang.. keluarin yang banyak, penuhi rahim tante dengan peju kamu
ÔÇ£Oughhh.. AnisaaaaÔÇØ
ÔÇ£Iya sayang.. tante juga sampaaaaaiiiiiÔÇØ erang mereka kenikmatan saat peju Jaka muncrat dengan banyaknya memenuhi rahim subur Anisa. Entah apa jadinya kalau Anisa sampai hamil oleh Jaka, teman anaknya sendiri. Mereka akhirnya terbaring kelelahan di ranjang, sejajar dengan Windy yang juga terbaring di kasur yang sama.
ÔÇ£Windy cayang.. om Jaka kuat amat loh.. kamu kalau sudah besar boleh tuh ikutan cobain..hihiÔÇØ kata Anisa iseng dengan nafas nggos-ngosan mengajak Windy bicara. Betul-betul gila omongan Anisa, mengajak bicara anaknya seperti itu. Menawarkan anaknya untuk boleh disetubuhi pria ini kelak kalau sudah besar. Jaka yang mendengar omongan Anisa sampai cengengesan dibuatnya.
ÔÇ£Tante, boleh gak Jaka main kesini tiap hari?ÔÇØ
ÔÇ£Hmm.. boleh aja kok, tapi kamu sekolah dulu, baru kesini.. ntar gak lulus lagi kamunya gara-gara tanteÔÇØ
ÔÇ£Hehe.. gak apa kok tante, biarin gak lulus asal bisa terus bersama tanteÔÇØ
ÔÇ£Huu.. gombal kamunya, ada-ada aja. Udah sana kamu pulang, bentar lagi Om pulangÔÇØ
ÔÇ£Okey deh sayang..ÔÇØ Setelah beberapa saat beristirahat Jakapun pulang dari rumah Niko. Tapi sebenarnya mimpi buruk baru saja dimulai.
***
Esok hari, lagi-lagi Jaka tidak terlihat di sekolah. Niko yang menyadari bahwa Jaka pasti berada di rumahnya seakan tidak dapat berbuat apa-apa. Nyalinya begitu kecil untuk mengatakan apa yang sebenarnya dia rasakan, rasa sakit melihat mamanya diambil orang lain, mengkhianati papanya dengan cara begitu. Dia menyesal karena membawa Jaka ke rumah, Niko merasa dia sendirilah yang menyebabkan hal ini terjadi. Seharusnya dia tidak menyetujui ide mamanya untuk membawa teman segala. Hatinya sangat sakit, pedih tak terkira. Seharusnya aku melawan, tapi kenapa hanya diam begini, sial, batinnya.
Niko melihat perbuatan bejat Jaka lagi pada mamanya saat dia pulang ke rumah. Ya.. Jaka memang sengaja tidak sekolah tadi dan melakukan hal ini lagi. Esok hari dan seterusnya selalu begini, sekarang sudah seminggu Jaka tidak sekolah dan malah datang ke rumah Niko. Melakukan hal mesum terhadap ibu kandung Niko disaat papa dan anaknya tidak di rumah.
Pagi itu lagi-lagi Jaka datang ke rumah Niko. Kebetulan sejak dua hari lalu suaminya sedang ada keperluan bisnis di luar kota selama seminggu.
ÔÇ£Dasar kamu Jaka, udah seminggu kan kamu gak masuk sekolah?ÔÇØ tanya Anisa saat membukakan pintu untuk Jaka.
ÔÇ£Hehe.. biarin tanteÔÇØ
ÔÇ£Dasar kamu.. dikasih tahu malah bandelÔÇØ kata Anisa gemas mencubit pipi Jaka.
ÔÇ£Tante, Jaka bawa teman nih..ÔÇØ
ÔÇ£Hah? Rese ah kamunya gak bilang-bilang.. kan tantenya bisa siap-siap dulu.. hihiÔÇØ kata Anisa karena saat itu Anisa hanya mengenakan kemeja putih dan celana dalam saja. Ternyata di belakang Jaka ada tiga orang temannya yang lain. Dada Anisa entah kenapa jadi berdebar seperti ini. Dia penasaran apakah akan terjadi gangbang pada dirinya hari ini. Sebuah fantasi liar yang dia miliki dari dulu.
ÔÇ£Ya udah.. ajak teman-temanmu masuk deh..ÔÇØ
Saat masuk ke rumah, mereka mencium tangan Anisa layaknya anak yang baik, membuat Anisa jadi tersenyum. Mereka semua ternyata sudah sma, sepertinya itu teman-teman Jaka yang memang seumuran dengannya. Tampak penampilan mereka acak-acakan, dengan seragam yang lusuh dengan beberapa coretan. Jelas dari penampilan mereka kalau mereka adalah murid yang suka bolos sekolah, merokok, bahkan tawuran.
ÔÇ£Anggap rumah sendiri yah.. Kalian mau minum apa?ÔÇØ tanya Anisa menawarkan.
ÔÇ£Susu kalau ada tante..ÔÇØ kata salah satu dari mereka dengan lancangnya. Dia lalu tertawa diikuti teman-temannya.
ÔÇ£Ye.. kalau itu nanti dong.. kalian pasti kebagian kok semuanyaÔÇØ
ÔÇ£Stoknya gak terbatas ya tante? heheÔÇØ goda salah satu dari mereka.
Iya.. gak abis-abis pokoknya hihi jawab Anisa mengikuti pembiacaraan porno mereka.
ÔÇ£Jadi kalian mau minum apa nih? Tante bikinin es teh aja ya?ÔÇØ kata Anisa lalu menuju ke dapur. Setelah membuatkan es teh untuk mereka berempat, Anisa ikut duduk dan mengobrol dengan mereka.
ÔÇ£Nih minumnya..ÔÇØ
ÔÇ£Makasih tanteÔÇØ kata mereka hampir bersamaan.
ÔÇ£Nama kalian siapa aja sih? Satu sekolah semua?ÔÇØ
ÔÇ£Iya tante, saya Rido tante..ÔÇØ
ÔÇ£Bimo tante..ÔÇØ
ÔÇ£Saya Amir tante..ÔÇØ kata mereka bergantian memperkenalkan diri.
ÔÇ£Tante, katanya Jaka sering kesini yah? Ngapain aja tuh tante?ÔÇØ tanya Amir.
ÔÇ£hmm? Dasar kalian pura-pura gak tahu.. mana mau kalian datang kesini kalau gak diberi tau Jaka.. dasarÔÇØ mereka tertawa mendengar kata-kata Anisa.
ÔÇ£Terus kami boleh juga gak tante?ÔÇØ
ÔÇ£Boleh ngapain? Ayo udah mesum aja..ÔÇØ goda Anisa.
Itu tante ngentotin tante kata Rido vulgar.
ÔÇ£Hushh.. gak sopan amat, datang-datang minta gituan, tante bilang suami tante ntar hihi..ÔÇØ kata Anisa sambil tertawa.
ÔÇ£Jadi gak boleh yah tante?ÔÇØ
ÔÇ£Hmm.. boleh nggak yah..ÔÇØ goda Anisa lagi main tarik ulur.
ÔÇ£Boleh dong tante.. kalau gak boleh ntar kita paksa lho.. heheÔÇØ kata Rido.
ÔÇ£Huu.. enak aja maksa-maksa. Boleh deh.. dari pada tantenya kalian perkosa.. hihiÔÇØ
ÔÇ£Hehe.. gitu dong tante.. kan enak.. heheheÔÇØ
Jaka dari tadi hanya diam saja memperhatikan teman-temannya menggoda Anisa. Dia hanya tersenyum-senyum saja melihat bagaimana teman-temannya menggoda wanita bersuami ini.
ÔÇ£Terus mau sekarang?ÔÇØ pancing Anisa.
ÔÇ£Hehe.. boleh..ÔÇØ langsung mereka menyerbu Anisa, mereka berlomba-lomba melepaskan pakaian yang mereka kenakan. Salah satu fantasi liar Anisa sepertinya akan terwujud hari ini, melakukan gangbang dengan mereka.
Mereka mulai menjamah tubuh Anisa bersamaan, menciumi dan menggerayangi Anisa. Kemeja yang digunakan Anisa sudah terbuka bagian depannya tapi masih dibiarkan tergantung dibadan Anisa, sehingga memberi kesan seksi. Mulut mereka berganitan mencicipi nikmatnya asi dari buah dada Anisa yang sekal. Mereka seperti ingin menyedot habis seluruh isi buah dada tersebut dan tidak menyisakannya untuk bayi kecil Anisa.
ÔÇ£Duh.. geli, dasar kalian, beraninya keroyokanÔÇØ
ÔÇ£Hehe.. tapi tante suka kan kalau kita keroyok gini?ÔÇØ
ÔÇ£Huh, dasar mesum..ÔÇØ kata Anisa sambil tertawa.
ÔÇ£Aww.. pelan-pelan sayang..ÔÇØ kata Anisa ke Rido karena menggigit putingnya cukup keras.
ÔÇ£Tante gak larang kalau mau gigit, tapi pelan-pelan dong.. jangan keras-keras amatÔÇØ
ÔÇ£Ini satu, jarinya nakal amat nyolek-nyolek memek tante..ÔÇØ kata Anisa pura-pura kesal ke Amir. Mereka hanya tertawa dan terus saja melakukan aksi mesumnya sambil bergantian menetek. Vagina Anisa bergantian dikobel oleh tangan-tangan nakal mereka, tangan mereka bergantian merasakan seluk beluk liang Vagina wanita bersuami ini.
ÔÇ£Udah ah, kalian nakal. Sini tante jilatin dulu kontol kalian..ÔÇØ tawar Anisa nakal. Mereka berempat kemudian berdiri mengelilingi Anisa yang bersimpuh di bawah mereka. Anisa mulai menjilati penis mereka satu persatu sambil mengocok penis lainnya. Lagi asik-asiknya menikmati penis para remaja tersebut, Anisa dikejutkan oleh suara tangisan Windy.
ÔÇ£Duh.. anak tante bangun tuh.. bentar yah, sepertinya dia hausÔÇØ kata Anisa beranjak dari hadapan mereka dan menjemput bayinya di kamar. Anisapun kembali dengan menenteng bayinya.
ÔÇ£Mau lanjutin gak?ÔÇØ tawar Anisa sambil masih menyusui Windy.
ÔÇ£Gak apa tante?ÔÇØ tanya mereka heran.
ÔÇ£Iya.. gak papa kokÔÇØ Sungguh gila, sekarang Anisa malah mengulum penis mereka bergantian yang mana Windy masih digendong dan menyusu padanya. Tangan Anisa menggendong bayinya, sehingga kini tidak bisa lagi mengocok penis mereka. Sungguh liar dan binal sekali pemandangan tersebut. Mereka bergantian menyuapi dan membenamkan penis mereka bergantian ke mulut Anisa, yang mererima penis mereka sambil tertawa-tawa sedangkan Anisa sendiri masih menyusui bayinya. Pemandangan itu membuat para remaja tersebut terkagum dan terheran-heran melihat betapa binal dan nakalnya Anisa. Apalagi kemeja yang masih menggantung ditubuhnya serta celana dalam yang masih tersisa menambah kesan seksi padanya.
Tapi tiba-tiba Anisa dikagetkan oleh kehadiran Niko yang tiba-tiba datang dan menghantamkan tinjunya ke salah satu dari mereka hingga orang itu tersungkur. Tidak terima temannya dipukul, mereka langsung mengejar dan menghajar Niko hingga Niko pun tersungkur. Melihat anaknya dihajar membuat Anisa berteriak histeris minta berhenti.
Berhentiii tolong berhenti.. ya Tuhan.. please stooooppppp!!! teriak Anisa mencoba menghentikan mereka. Mereka pun akhirnya mau berhenti. Tampak disana Niko meraung kesakitan dihajar beramai-ramai. Tentu saja naluri keibuan Anisa muncul untuk menolong anaknya tersebut. Dia letakkan bayinya dan pergi ke tempat Niko tergeletak kesakitan.
ÔÇ£Sayang.. kamu gak apa-apa?ÔÇØ tanya Anisa cemas. Tapi Niko tampak menepis tangan Anisa, kemudian bangkit dan jalan tertatih menuju ke kamarnya. Hati Niko menahan sakit yang lebih dari pada yang dirasakan tubuhnya ini.
ÔÇ£Sayang?ÔÇØ panggil Anisa lirih. Niko terus saja berjalan ke kamarnya dan menghilang di balik pintu. Para remaja tersebut malah tertawa cengengesan saja melihat hal itu. Anisa sendiri ingin ke kamar Niko untuk memastikan keadaan anaknya, namun dicegah oleh para berandal tersebut. Mereka menarik lagi Anisa ke sofa dan mulai menjamah Anisa lagi. Anisa juga merasa tidak nyaman dihatinya, entah kenapa semua ini bisa terjadi dan berakhir seperti ini. Dia berusaha tetap tersenyum pada para remaja mesum ini walaupun pikirannya berkecamuk. Tetap saja melayani nafsu mereka padahal anaknya sedang merintih di sana. Suara erangan dan rintihan pun terdengar se isi rumah itu. Termasuk Niko yang mengurung diri di kamar. Niko dengan pandangan kosong menatap ke lantai kamarnya, suara-suara erangan mamanya terdengar jelas dari sini. Parahnya, mereka bahkan menginap di sana malam itu, menggangbang Anisa dengan liarnya sepanjang malam, menggenjot lubang vagina dan anus Anisa dalam waktu bersamaan, menyiram tubuh Anisa dengan sperma mereka, baik di dalam maupun di sekujur tubuhnya. Niko hanya menghabiskan waktunya mengurung diri di kamar malam itu, telinganya dicekoki suara-suara yang membuat hatinya semakin dan semakin sakit.
Esoknya, hari minggu. Saat keluar kamar Niko melihat mamanya masih saja dicabuli orang-orang itu. Mereka bahkan tertawa cengengesan ke arah Niko, sedangkan mamanya ingin menyapa Niko tapi sayang mulut Anisa saat itu sedang tersumpal penis. Hari itu, hampir sepanjang hari juga Niko melihat dan mendengar hal-hal mesum yang dilakukan terhadap mamanya tersebut, meskipun lebih banyak dia habiskan waktunya mengurung diri di kamar. Baru menjelang malam mereka pulang dari sana setelah hampir dua hari menginap.
Anisa merasa tidak nyaman di hatinya, dia putuskan untuk menemui Niko setelah dia membersihkan diri dan meniduri bayinya. Dia ketuk pintu kamar Niko, tapi tidak ada yang menjawab. Anisapun lalu membuka pintu kamar yang tidak terkunci itu. Dia lihat anaknya sedang menonton tv di kamarnya, dengan pandangan hampa.
ÔÇ£Sayang.. maaf yah sampai kayak ini. Kamu marah yah sama mama?ÔÇØ tanya Anisa, tapi terlihat Niko hanya diam saja. Ya.. melihat hal gila seperti itu setiap hari perlahan membuat mental Niko hancur, dia sekarang jadi sering menyendiri, bermenung dan hilang selera makan.
ÔÇ£Sayang? Kok diam?ÔÇØ
ÔÇ£Dasar pelacur..ÔÇØ jawab Niko dingin. Alangkah terkejutnya Anisa mendengar perkataan anaknya, dadanya serasa dihantam, air matanya ingin menetes. Anisa sadar dia telah melakukan hal yang betul-betul gila, sesuatu yang telah menyakitkan hati anaknya.
ÔÇ£Sayang..ÔÇØ kata Anisa lirih.
ÔÇ£dasar.. PELAACUUUUR!!ÔÇØ teriak Niko pada Anisa.
ÔÇ£PlaaakkÔÇØ sebuah tamparan keras hinggap di pipi Niko, meninggalkan jejak merah disana. Air mata Niko menetes, dia kini menangis. Anisa yang merasa bersalah memeluk anaknya tersebut, membiarkan Niko menangis dalam pelukannya. Anaknya menangis tersedu-sedu di sisinya. Tapi entah bagaimana mulanya, kini tangan Niko mengusap dan memeluk tubuh Anisa dengan penuh nafsu. Mulutnya menciumi bibir Anisa bertubi-tubi seperti seorang kekasih yang lama tak jumpa.
ÔÇ£Sayang.. kamu kenapa?ÔÇØ tanpa menghiraukan pertanyaan mamanya Niko terus saja menjamah tubuh Anisa. Niko dorong tubuh Anisa sehingga kini Anisa terlentang di ranjang. Sekilas, Anisa melihat ke mata anaknya, tatapan matanya kini sudah berubah, tidak seperti Niko yang dia kenal sebelumnya. Pandangan mata dingin yang dipenuhi nafsu. Niko melanjutkan menindih tubuh ibunya tersebut, menjamah dan menciumi wajah Anisa penuh nafsu. Sekarang, dengan tergesa-gesa Niko melepaskan celananya, serta melepaskan celana dalam yang digunakan Anisa dari balik roknya. Dengan kesetanan dia hujamkan penisnya ke vagina ibunya tersebut.
ÔÇ£Sayang..ÔÇØ kata Anisa lirih. Anisa merasa hatinya teriris, tidak menyangka perbuatannya ini telah merubah kepribadian anaknya. Dia sungguh menyesal, tapi sekarang sudah terlambat, biarlah yang akan terjadi terjadilah. Dia akhirnya mengikuti permainan Niko, sambil Niko menyetubuhinya dengan brutal, Anisa melayani ciuman anaknya. Niko menyetubuhi ibunya dengan brutalnya, entah kenapa sekarang dia menjadi lebih tahan untuk tidak segera ejakulasi. Sepertinya pelatihan dari Anisa berhasil, meski memerlukan pengorbanan yang besar akhirnya, sebuah pengorbanan yang tidak mereka sangka ini bisa terjadi.
ÔÇ£Sayang.. terus.. entotin mama.. puasin nafsu kamu ke mama yang selama ini kamu pendam.. iya.. terus sayang.. maafin mama baru bisa memberinya sekarang.. oughh.. puaskan nafsumu anakku.. puaskan..ÔÇØ rintih Anisa.
Oughh
ÔÇ£Ngmmhh.. sayang..ÔÇØ
Suara erangan mereka terdengar memenuhi kamar Niko. Saling bersahutan hingga akhirnya Niko menumpahkan spermanya ke dalam rahim Anisa, ke tempat dia lahir dulu.
ÔÇ£Sayang.. kamu puas?ÔÇØ tanya Anisa lirih ke Niko.
ÔÇ£Iya mah.. maafin NikoÔÇØ kata Niko yang sepertinya telah sadar apa yang telah dia lakukan.
ÔÇ£Gak papa sayang.. biarlah yang sudah terjadi begitu adanya. Mulai sekarang mama milik kamu. Kamu gak usah segan dan malu lagi minta ke mamaÔÇØ mereka kini saling berpelukan. Malam itu mereka melanjutkan satu ronde lagi sebelum tidur bersama. Kini dan seterusnya, Anisa telah merelakan tubuhnya untuk dinikmati Niko, anaknya.
***
Esoknya , Jaka masih saja datang ke rumah itu. Tapi kini dia hanya datang sendiri. Meski begitu ternyata Anisa tidak disetubuhi Jaka seorang, ya.. sekarang Niko ikut bersamanya, menyetubuhi ibunya, Anisa. Mereka melakukan threesome antara Anisa, Jaka, dan Niko.
Oughh Sayang.. terus anak-anakku.. setubuhi aku.. racau Anisa menggila. Kedua lubangnya dimasuki penis mereka. Jaka menggenjot lubang vaginanya sedangkan anaknya, Niko menggenjot lubang anusnya.
ÔÇ£Mah.. enak.. mau keluar..ÔÇØ erang Niko.
ÔÇ£Saya juga tante.. udah gak tahanÔÇØ erang Jaka.
ÔÇ£Keluarin di mulut mama aja sayang..ÔÇØ pinta Anisa. Mereka mencabut penis mereka dan berdiri di depan Anisa yang kini bersimpuh dan membuka mulut lebar-lebar di bawah mereka.
ÔÇ£Croot.. croootÔÇØ penis mereka memuntahkan lahar putih yang berlomba-lomba memasuki mulut Anisa. Tampak begitu banyak lelehan sperma di mulut Anisa, mulutnya tidak kuasa menampung semuanya hingga beberapa tercecer ke dagunya dan menetes di pahanya. Sebelum menelan sperma mereka, Anisa memanjakan mata remaja tersebut dengan memainkan sperma mereka di mulutnya. Mengenyam-ngenyamnya seperti makan nasi, berkumur-kumur dengan sperma tersebut hingga akhirnya dia menelan seluruh sperma tersebut masuk ke dalam lambungnya.
ÔÇ£Gimana? Puas?ÔÇØ tanya Anisa sambil tersenyum manis ke mereka.
ÔÇ£Iya tante.. puas banget hehe..ÔÇØ
ÔÇ£Iya mah.. makasih yah ma..ÔÇØ
ÔÇ£Hihi.. kan mama udah nih minum ÔÇÿsusu kentalÔÇÖ dari kalian, sekarang giliran kalian deh kalau mau juga minum susu mama, mau nggak nih?ÔÇØ tanya Anisa menggoda.
ÔÇ£Mauuu..ÔÇØ sorak mereka serempak menyerbu buah dada Anisa. Mereka menyusu ke kedua payudara Anisa. Jaka sebelah kanan, dan Niko sebelah kiri.
ÔÇ£Hihi.. sabar dong kaliannya.. sisain untuk Windy juga..ÔÇØ tapi mereka terlalu sibuk mengulum dan meminum susu dari payudara Anisa hingga tidak mendengar apa yang dikatakannya. Anisa hanya tersenyum saja sambil mengusap rambut keduanya. Sesekali dia tertawa kecil kegelian karena permainan lidah dan gigi mereka.
Sejak saat itu mereka terus melakukan hal tabu tersebut, bahkan saat papanya ada di rumah. Saat itu Niko mengajak Jaka untuk menginap di rumah. Tentu saja papanya tidak curiga sama sekali karena merupakan hal yang biasa. Tapi malamnya saat papanya sudah tertidur, barulah Anisa dikerjai, di belakang suaminya, oleh anaknya dan teman anaknya. Niko juga mulai ikut-ikutan membolos walau tidak sesering Jaka, Niko berpura-pura ke sekolah dan berpamitan pada kedua orangtuanya seperti biasanya.
ÔÇ£Ma.. Pa.. Niko berangkat duluÔÇØ Kata Niko pamit mencium tangan ke dua orang tuanya.
ÔÇ£Maaf papa gak bisa antar hari ini juga..ÔÇØ kata papanya karena dia juga akan berangkat kerja.
ÔÇ£hati-hati sayang..ÔÇØ kata Anisa.
Saat mencium tangan ibunya, Niko sempat berbisik pelan ke Anisa.
ÔÇ£Mah.. tungguin yah.. bentar lagi Niko pulangÔÇØ bisik Niko.
ÔÇ£Dasar kamu, sekolah tuh yang benar, pake cabut segala.. ya udah, tapi cepetan yah.. hihiÔÇØ bisik Anisa juga. Niko juga ikutan tertawa kecil.
Daaaah.. pa ma Niko meninggalkan rumah, tapi yang tanpa sepengetahuan papanya, setelah papanya berangkat kerja, Niko malah kembali ke rumah. Menghabiskan harinya bermesraan dengan ibunya, Anisa. Mulai dari sekarang, apa yang akan terjadi hanya mereka yang tahu dan tetap akan menjadi rahasia mereka.
TAMAT
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Labels

Adik ipar adult Apotek Penjual Cytotec Di Semarang Barat Belia berhubungan badan Bokep cara membuat anak Cerita Cerita Dewasa Cytotec Di Batam Daun Muda Download Bokep Untuk HP Terbaru Film Film Baru 2016 Film Dewasa Film Semi Guru hardcore Hot Info hubungan pribadi janda jual klg pills Jual Obat Aborsi Batam Jual Obat Aborsi Cod Jakarta Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Malang Jual Obat Aborsi Cytotec Di Denpasar Jual Obat Aborsi Cytotec Di Makasar jual obat aborsi cytotec jepara Jual Obat Aborsi Cytotec Surabaya Jual Obat Aborsi Denpasar Jual Obat Aborsi Denpasar Bali Jual Obat Aborsi Di Batam Jual Obat Aborsi Di Jakarta jual obat aborsi di jepara Jual Obat Aborsi Di Jombang Jual Obat Aborsi Di Makasar Jual Obat ABorsi Di Malang Jawa Timur Jual Obat Aborsi Jakarta Jual obat aborsi jepara Jual Obat Aborsi Jombang Jual Obat Aborsi Lamongan Jual Obat Aborsi Lamongan Jawa Timur Jual Obat Aborsi Makasar Jual Obat Aborsi Malang Jual Obat Aborsi Semarang Jual Obat Aborsi Surabaya jual obat bius hirup jual obat bius semprot jual obat bius serbuk Jual Obat Cytotec Lamongan jual obat pembesar klg klg herbal klg pills Lainnya love Mahasiswi malam pertama mengandung mesum 2017 ngentot mama Obat Aborsi Asli Batam Obat Aborsi Cytotec Jombang Obat Aborsi Cytotec Semarang Obat Aborsi Cytotec Surabaya Obat Aborsi Denpasar Bali Obat Aborsi Di Kota Batam Obat Aborsi Jombang obat bius obat bius bekap obat bius chloroform obat bius pingsan obat bius spray obat bius wanita Obat Cytotec Di Jombang obat klg Obat Perangsang Obat Telat Bulan Semarang Obat Tidur obat tidur murah pembesar penis klg Pemerkosaan Perawan Perselingkuhan Pesta Sexs relationships Sedarah Setengah Baya sex Sex Sekolah sex smp Tante Teman tetangga Threesome Toko Obat Cytotec Di Jakarta

sponsor

sponsor

Banner

Labels

Popular Post

Labels

Arsip Blog

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.